Konversi Motor Listrik RI Diproyeksi Melambat hingga 2030

Berdasarkan laporan IESR, konversi motor listrik di Indonesia sebanyak 7,75 juta unit pada 2022. Jumlahnya diproyeksi cenderung melambat hingga 2030.

Ridhwan Mustajab

31 Mei 2023 - 14.05

Data

Pemerintah terus menggalakkan program konversi motor listrik sejak 2020. Lewat program tersebut, masyarakat mendapatkan bantuan untuk mengubah motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik.

Bukan tanpa alasan pemerintah menggalakkan program ini. Salah satu tujuannya mendukung ekosistem kendaraan listrik guna mengurangi impor BBM dan menurunkan emisi pada 2030 mendatang.

Berdasarkan laporan Institute for Essential Services Reform (IESR), konversi  motor listrik telah mencapai 7,75 juta unit pada 2022. Jumlahnya pun berpotensi naik 1,42% menjadi 7,86 juta unit pada tahun ini.

Namun, konversi motor listrik diproyeksi mengalami penurunan 17,56% menjadi 6,48 unit pada 2024. Tren penurunan itu pun diperkirakan masih akan terjadi hingga 2030.

Menurut IESR, kondisi itu terjadi karena biaya awal yang tinggi dalam konversi motor listrik. Nilainya diestimasikan sebesar Rp15 juta - Rp23 juta per unit, hanya lebih rendah 20% dari membeli motor baru.

Selain itu, garansi dari program konversi motor listrik cukup singkat, sekitar 6 bulan hingga 1 tahun. Padahal, garansi untuk pembelian motor listrik baru dapat mencapai 2 tahun.

Faktor lainnya terkait dengan minimnya pengetahuan terkait program konversi motor listrik. Kemudian, masyarakat minim pengalaman untuk mengonversi motor listrik.

(Baca: Indonesia Diproyeksi Punya 202 Juta Kendaraan Listrik pada 2050)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags