Indonesia terus mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk Indonesia pada 2024 mencapai 284,97 juta jiwa.

Pertumbuhan penduduk ini dapat membawa dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, infrastruktur, dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, pemahaman mengenai distribusi penduduk, tingkat pendidikan, usia, serta komposisi demografi lainnya menjadi hal yang penting.

Berkaca pada hal itu, DataIndonesia.id merangkum sejumlah data terkait demografi penduduk Indonesia pada 2024 dalam (Laporan) Kumpulan Data Demografi Penduduk Indonesia pada 2024. Laporan ini mengulas berbagai aspek kependudukan, termasuk distribusi penduduk berdasarkan provinsi, jumlah kepala keluarga, dan komposisi gender.

Selain itu, laporan ini juga menyajikan data mengenai tingkat pendidikan penduduk Indonesia, status perkawinan, kelompok usia, golongan darah, hingga agama yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia pada 2024. Berikut rangkumannya.

Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk Indonesia pada 2024 tercatat mencapai 284,97 juta jiwa. Angka ini naik sebesar 1,51% atau sekitar 4,24 juta jiwa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada 2023, jumlah penduduk Indonesia berada di angka 280,73 juta jiwa, yang meningkat 5,02% atau 13,62 juta jiwa dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya. Pada 2020, jumlah penduduk tercatat 271,35 juta jiwa.

Setiap tahunnya, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,23% atau sekitar 3,4 juta jiwa per tahun.

Meski demikian, ada fluktuasi dalam laju pertumbuhan ini. Pada 2020, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia hanya tercatat 0,93%, dengan penambahan 2,53 juta jiwa menjadi 273,88 juta jiwa. Ini menjadi pertumbuhan terendah dalam rentang 5 tahun terakhir.

Namun, pada 2022, jumlah penduduk meningkat 3,87% atau 1,41 juta jiwa, yakni menjadi 277,75 juta jiwa. Pada 2023, angka ini kembali naik sebesar 1,07% atau 2,98 juta jiwa menjadi 280,73 juta jiwa.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang signifikan terjadi pada 2024, dengan kenaikan 1,51% atau 4,24 juta jiwa, mencatatkan angka tertinggi sejak 2020.

Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia pada 2024. Jumlahnya tercatat mencapai 51,31 juta jiwa.

Posisinya diikuti oleh Jawa Timur dengan jumlah penduduk terbanyak kedua, yakni 41,91 juta jiwa hingga akhir tahun lalu. Berikutnya, ada Jawa Tengah dengan 38,43 juta jiwa yang berada di provinsi tersebut.

Di posisi keempat ada Sumatra Utara dengan jumlah penduduk sebanyak 15,64 juta jiwa. Lalu, ada Banten dengan 12,88 juta jiwa penduduk. Adapun Jakarta menempati posisi keenam lantaran memiliki 11,03 juta jiwa penduduk pada 2024.

Kemudian, ada Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk sebanyak 9,53 juta jiwa dan Lampung dengan 9,14 juta jiwa penduduk.

Di sisi lain, Papua Selatan menjadi provinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit di Indonesia. Pada 2024 jumlah penduduk di provinsi tersebut mencapai 562.220 jiwa.

Di atasnya ada Papua Barat dengan 576.255 jiwa, Papua Barat Daya sebanyak 623.186 jiwa, dan Kalimantan Utara dengan 770.627 jiwa penduduk.

Bila dilihat dari jumlah kepala keluarga (KK), jumlah total KK di Indonesia pada 2024 mencapai 93,55 juta.

Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kepala keluarga terbanyak, yakni 17,26 juta. Angka ini menjadikannya sebagai wilayah dengan jumlah rumah tangga paling besar di Indonesia.

Posisi kedua ditempati Jawa Timur dengan jumlah KK sebanyak 14,73 juta, lalu diikuti Jawa Tengah yang mencatatkan 13,11 juta KK. Sumatra Utara berada di posisi keempat dengan 4,74 juta KK, sementara Banten mencatatkan 4,12 juta KK.

Jakarta menempati posisi keenam dengan jumlah KK sebanyak 3,62 juta. Selanjutnya, Sulawesi Selatan memiliki 3,05 juta KK, sedangkan Lampung berada di posisi kedelapan dengan 2,95 juta KK.

Di sisi lain, Papua Selatan menjadi provinsi dengan jumlah KK paling sedikit di Indonesia. Jumlahnya tercatat 168.729 keluarga.

Di atasnya, ada Papua Barat yang mencatatkan 181.968 KK. Ada pula Papua Barat Daya dengan 206.258 KK serta Kalimantan Utara dengan 253.436 KK.

Kemudian, dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah penduduk laki-laki di Indonesia pada 2024 mencapai 143,86 juta jiwa atau 50,48% dari total populasi. Sementara itu, jumlah penduduk perempuan tercatat sebanyak 141,11 juta jiwa atau 49,52%.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah penduduk laki-laki meningkat sebanyak 2,19 juta jiwa atau 1,55% dari 141,67 juta jiwa pada 2023. Sementara itu, jumlah penduduk perempuan bertambah 2,06 juta jiwa atau 1,48% dari 139,05 juta jiwa pada tahun sebelumnya.

Lalu, jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya, mayoritas penduduk Indonesia termasuk dalam kategori tidak atau belum sekolah, dengan jumlah mencapai 69,1 juta jiwa. Angka ini mencakup sekitar 24,25% dari total populasi nasional.

Penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) tercatat sebanyak 63,95 juta jiwa, sementara lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 61,16 juta jiwa. Selanjutnya, terdapat 41,07 juta penduduk yang berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan 30,28 juta penduduk belum menamatkan SD.

Untuk tingkat pendidikan tinggi, sebanyak 13,59 juta penduduk Indonesia telah menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1). Sementara itu, terdapat 3,68 juta penduduk yang merupakan lulusan Diploma 3 (D3), serta 1,07 juta penduduk yang menyelesaikan pendidikan hingga Diploma 1 dan Diploma 2 (D1/D2).

Pada jenjang pendidikan pascasarjana, jumlah lulusan Strata 2 (S2) mencapai 964.942 jiwa, sedangkan penduduk yang telah menyelesaikan Strata 3 (S3) sebanyak 69.209 jiwa.

Dilihat dari usia pendidikannya, sejumlah 93,93 juta jiwa berada dalam kelompok tersebut, yakni dalam rentang usia 3 tahun hingga 22 tahun.

Jika diperinci lebih detail, kelompok usia pendidikan terbesar terdapat pada rentang 6-11 tahun, dengan jumlah mencapai 28,90 juta jiwa. Kemudian, penduduk berusia 18-22 tahun yang umumnya berada di jenjang pendidikan tinggi tercatat sebanyak 22,93 juta jiwa.

Adapun kelompok usia 12-14 tahun berjumlah 14,95 juta jiwa. Berikutnya, jumlah kelompok usia 15-17 tahun mencapai 13,43 juta jiwa.

Kelompok usia prasekolah juga memiliki jumlah yang cukup besar. Penduduk berusia 3-4 tahun mencapai 8,97 juta jiwa, sementara mereka yang berusia 5 tahun berjumlah 4,72 juta jiwa.

Lalu, dilihat dari status perkawinannya, sebanyak 136,40 juta jiwa atau 47,86% penduduk Indonesia telah menikah hingga akhir 2024. Jumlah ini naik 0,53% dari 135,68 juta jiwa pada 31 Desember 2023.

Penduduk yang masih lajang atau belum kawin mencapai 130,11 juta jiwa atau 45,66% dari total populasi per 31 Desember 2024. Angka tersebut meningkat 2,05% dari 127,50 juta jiwa pada akhir 2023.

Sementara itu, jumlah penduduk dengan status kawin cerai mati tercatat sebanyak 13,25 juta jiwa hingga akhir 2024, atau tumbuh 4,75% dari 12,65 juta jiwa pada akhir 2023. Cerai mati adalah status bagi seseorang yang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum menikah lagi.

Kemudian, penduduk yang berstatus kawin cerai hidup tercatat sebanyak 5,21 juta jiwa atau 1,83% dari total populasi pada 31 Desember 2024. Jumlah ini meningkat 6,5% dari 31 Desember 2023 yang sebanyak 4,89 juta jiwa. Adapun status tersebut diemban oleh seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum menikah kembali.

Berikutnya, ditinjau dari kelompok usianya, penduduk dengan rentang usia 10-14 tahun mendominasi populasi nasional, yakni mencapai 24,75 juta jiwa. Kelompok usia 5-9 tahun menyusul dengan jumlah 23,84 juta jiwa, diikuti penduduk berusia 20-24 tahun yang mencapai 23,77 juta jiwa.

Penduduk berusia 25-29 tahun tercatat sebanyak 22,39 juta jiwa, sementara kelompok usia 15-19 tahun berjumlah 22,24 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk dalam rentang usia 40-44 tahun mencapai 21,94 juta jiwa, sedangkan kelompok usia 30-34 tahun dan 35-39 tahun masing-masing sebanyak 21,27 juta jiwa dan 20,91 juta jiwa.

Pada kategori usia 45-49 tahun, jumlah penduduk mencapai 19,88 juta jiwa. Sementara itu, penduduk berusia 0-4 tahun tercatat sebanyak 18,95 juta jiwa. Kelompok usia 50-54 tahun mencatat jumlah 17,63 juta jiwa, diikuti oleh kelompok usia 55-59 tahun sebanyak 15,01 juta jiwa.

Dalam kategori lanjut usia, jumlah penduduk berusia 60-64 tahun mencapai 11,77 juta jiwa, sedangkan kelompok usia 65-69 tahun berjumlah 8,53 juta jiwa. Penduduk berusia 70-74 tahun tercatat sebanyak 5,73 juta jiwa, sementara kelompok usia di atas 75 tahun mencapai 6,38 juta jiwa.

(Baca: (Laporan) Kumpulan Data Seputar Bahasa Daerah di Indonesia)

Selanjutnya, jika diamati menurut golongan darahnya, penduduk dengan golongan darah O menjadi yang terbanyak di Indonesia, yakni 18,02 juta orang.

Adapun penduduk Indonesia dengan golongan darah O+ sebanyak 523.665 orang dan sebanyak 348.794 orang bergolongan darah O-.

Kemudian, penduduk dengan golongan darah A tercatat sebanyak 8,39 juta orang. Adapun penduduk dengan golongan darah A+ sebanyak 773.345 orang dan yang bergolongan darah A- sebanyak 45.079 orang.

Berikutnya, penduduk dengan golongan darah B tercatat sebanyak 8,67 juta orang. Lalu, penduduk dengan golongan darah B+ sebanyak 546.310 orang dan yang bergolongan darah B- sebanyak 32.322 orang.

Sementara itu, jumlah penduduk dengan golongan darah AB mencapai 3,34 juta orang. Penduduk dengan golongan darah AB+ sebanyak 176.633 orang, sedangkan yang bergolongan darah AB- sebanyak 44.977 orang.

Di sisi lain, hingga 31 Desember 2024, masih terdapat 244,06 juta penduduk di Indonesia yang belum diketahui golongan darahnya.

Kemudian, dari segi agama, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, yakni sebanyak 248,22 juta jiwa. Angka ini bertambah 3,8 juta jiwa atau meningkat 1,56% dibanding 244,41 juta jiwa pada akhir 2023.

Di posisi kedua, penduduk yang beragama Kristen mencapai 21,02 juta jiwa pada akhir 2024. Jumlah ini naik 213.039 jiwa atau 1,01% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebanyak 20,81 juta jiwa.

Sementara itu, pemeluk agama Katolik tercatat sebanyak 8,74 juta jiwa. Jumlah ini bertambah 143.525 jiwa atau naik 1,67% dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 8,6 juta jiwa.

Berikutnya, penduduk yang beragama Hindu mencapai 4,75 juta jiwa pada 31 Desember 2024, meningkat 22.587 jiwa atau 0,48% dibandingkan dengan akhir 2023 yang sebanyak 4,73 juta jiwa. Lalu, pemeluk agama Buddha sedikit turun menjadi 2,01 juta jiwa atau berkurang sekitar 2.276 jiwa atau turun 0,11% dibanding tahun sebelumnya.

Di sisi lain, penduduk yang menganut Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mencapai 99.816 jiwa, bertambah 771 jiwa atau meningkat 0,77% dari tahun sebelumnya.

Adapun jumlah penduduk yang menganut agama Konghucu tercatat sebanyak 77.525 jiwa pada akhir 2024. Angka itu meningkat 1.506 jiwa atau tumbuh 1,94% dibandingkan dengan akhir 2023.

Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak, yaitu 49,96 juta jiwa atau 97,36% dari total populasi di provinsi tersebut yang sebesar 51,31 juta jiwa. Jawa Timur menempati posisi kedua dengan 40,79 juta jiwa beragama Islam dari total penduduk 41,92 juta jiwa (97,30%).

Kemudian, Jawa Tengah berada di urutan ketiga dengan 37,42 juta jiwa dari total penduduk provinsi tersebut yang beragama Islam sebanyak 38,43 juta jiwa (97,38%). Sementara itu, Banten mencatatkan jumlah penduduk muslim sebanyak 12,2 juta jiwa dari total 12,88 juta jiwa penduduknya (94,74%).

Di luar Pulau Jawa, ada Sumatra Utara yang memiliki penduduk beragama Islam sebanyak 10,47 juta jiwa. Angka itu setara dengan 66,99% dari total penduduk provinsi tersebut yang sejumlah 15,64 juta penduduk.

Sebaliknya, dua provinsi dengan jumlah penduduk muslim paling sedikit berada di kawasan timur Indonesia. Papua Pegunungan menjadi provinsi dengan jumlah muslim terendah, yaitu 26.213 jiwa dari total 1,47 juta penduduk, atau sekitar 1,78%. Di atasnya, ada Papua Selatan dengan 149.542 penduduk beragama Islam dari total 562.220 penduduk, atau 26,60%.

Selanjutnya, bila dilihat berdasarkan wilayahnya, Sumatra Utara menjadi provinsi dengan jumlah penduduk beragama Kristen terbanyak, yaitu 4,12 juta jiwa atau 26,38% dari total populasi provinsi tersebut yang berjumlah 15,64 juta jiwa. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua dengan 2,05 juta jiwa yang beragama Kristen dari total penduduk 5,70 juta jiwa (35,94%).

Kemudian, Sulawesi Utara berada di urutan ketiga dengan 1,66 juta jiwa beragama Kristen dari total penduduk provinsi tersebut yang sebanyak 2,65 juta jiwa (62,62%). Selanjutnya, Papua Pegunungan mencatatkan jumlah penduduk Kristen sebanyak 1,33 juta jiwa dari total 1,47 juta jiwa penduduknya (90,59%).

Ada pula Jakarta yang mencatatkan 949.325 jiwa penduduk beragama Kristen atau 8,60% dari total penduduk ibu kota yang berjumlah 11,03 juta jiwa. Sementara itu, Papua Tengah memiliki penduduk beragama Kristen sebanyak 937.210 jiwa atau 68,45% dari total penduduk provinsi tersebut.

Di sisi lain, provinsi dengan jumlah penduduk Kristen paling sedikit adalah Nusa Tenggara Barat, dengan 14.093 jiwa dari total 5,75 juta penduduk atau sekitar 0,25%. Di atasnya, terdapat Gorontalo dengan 17.857 penduduk beragama Kristen dari total 1,25 juta penduduk, atau 1,43%.

Berikutnya, Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi dengan jumlah penduduk beragama Katolik terbanyak, yaitu 3,08 juta jiwa atau 54,07% dari total populasi provinsi tersebut yang mencapai 5,70 juta jiwa. Kalimantan Barat menempati posisi kedua dengan 1,25 juta jiwa yang beragama Katolik dari total penduduk 5,65 juta jiwa (22,06%).

Sumatra Utara berada di urutan ketiga dengan 666.834 jiwa beragama Katolik dari total penduduk provinsi tersebut yang sebanyak 15,64 juta jiwa (4,26%). Selanjutnya, Jakarta mencatatkan jumlah penduduk Katolik sebanyak 430.530 jiwa atau 3,90% dari total 11,03 juta jiwa penduduk ibu kota.

Sementara itu, Papua Selatan memiliki penduduk beragama Katolik sebanyak 281.050 jiwa atau hampir setengah dari total penduduk provinsi tersebut (49,99%).

Di sisi lain, provinsi dengan jumlah penduduk Katolik paling sedikit adalah Gorontalo, dengan 1.182 jiwa dari total 1,25 juta penduduk atau sekitar 0,09%. Di atasnya, terdapat Aceh dengan 6.018 penduduk beragama Katolik dari total 5,62 juta penduduk, atau 0,11%.

Lalu, pada agama Hindu, Bali menjadi provinsi dengan jumlah penduduk beragama Hindu terbanyak, yaitu 3,78 juta jiwa atau 86,40% dari total populasi provinsi tersebut yang mencapai 4,38 juta jiwa.

Kalimantan Tengah menempati posisi kedua dengan 152.711 jiwa yang beragama Hindu dari total 2,83 juta penduduk (5,41%), diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan 134.392 jiwa dari 5,75 juta penduduk (2,34%).

Kemudian, di Lampung dan Sulawesi Tengah, jumlah penduduk Hindu masing-masing sebanyak 128.485 jiwa (1,41%) dan 109.208 jiwa (3,39%).

Sementara itu, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah penganut Hindu terbanyak di Pulau Jawa, yaitu 104.725 jiwa atau 0,25% dari total 41,92 juta penduduk provinsi tersebut.

Di sisi lain, provinsi dengan jumlah penduduk Hindu paling sedikit adalah Aceh dan Sumatra Barat, dengan masing-masing hanya 83 dan 85 jiwa. Maluku Utara dan Papua Pegunungan juga memiliki jumlah penduduk Hindu yang kecil, yakni masing-masing 124 jiwa dan 155 jiwa.

Berikutnya, pada agama Buddha, Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah penduduk beragama Buddha terbanyak, yaitu 382.130 jiwa atau 3,46% dari total populasi provinsi tersebut yang mencapai 11,03 juta jiwa.

Sumatra Utara menempati posisi kedua dengan 347.752 jiwa (2,22%) dari total penduduk 15,64 juta jiwa, diikuti oleh Kalimantan Barat dengan penduduk beragama Buddha sebanyak 301.287 jiwa (5,34%).

Banten dan Kepulauan Riau juga memiliki populasi Buddha yang cukup besar, dengan masing-masing 151.831 jiwa (1,18%) dan 150.317 jiwa (6,62%). Sementara itu, Riau tercatat mempunyai 137.058 jiwa (1,93%) penganut Buddha dan Jawa Barat memiliki 99.471 jiwa (0,19%) dari total 51,32 juta penduduknya.

Di sisi lain, provinsi dengan jumlah penduduk Buddha paling sedikit adalah Papua Pegunungan dengan hanya 48 jiwa, disusul Maluku Utara dengan 158 jiwa. Papua Selatan, Papua Barat, dan Papua Tengah juga mencatatkan jumlah penganut Buddha yang sangat kecil, masing-masing sebanyak 217 jiwa, 260 jiwa, dan 338 jiwa.

Lalu, pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bila ditinjau menurut wilayahnya, provinsi dengan jumlah penganut terbanyak adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 31.365 jiwa atau sekitar 0,55% dari total penduduk provinsi tersebut. Setelahnya, ada Banten dengan 10.057 jiwa (0,08%), dan Kalimantan Selatan dengan 9.319 jiwa (0,22%).

Maluku berada di posisi keempat dengan jumlah penganut kepercayaan terhadap Tuhan YME sebanyak 8.395 jiwa, atau sekitar 0,43% dari populasi di provinsi tersebut. Kemudian, terdapat 6.375 penganut kepercayaan tersebut di Jawa Tengah. Lalu, Sulawesi Barat memiliki 5.586 jiwa penganut Kepercayaan kepada Tuhan YME.

Berikutnya, di Sumatra Utara, jumlah penganut kepercayaan ini mencapai 4.853 jiwa atau sekitar 0,03% dari populasi provinsi tersebut.

Di sisi lain, Maluku Utara menjadi provinsi dengan penganut kepercayaan kepada Tuhan YME paling sedikit, yakni hanya sembilan jiwa. Di atasnya, ada Gorontalo dengan 12 jiwa.

Terakhir, pada agama Konghucu, jika dilihat berdasarkan wilayah, Kepulauan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan jumlah penganut Konghucu terbanyak, yakni 30.173 jiwa atau 1,95% dari total populasi provinsi tersebut yang mencapai 1,55 juta jiwa.

Kalimantan Barat berada di posisi kedua dengan 17.220 jiwa (0,30%) dari total 5,64 juta penduduk. Sementara itu, di Jawa Barat, terdapat penganut Konghucu sebanyak 12.418 jiwa, meski hanya mencakup 0,02% dari total populasi provinsi yang mencapai 51,32 juta jiwa.

Kepulauan Riau dan Banten juga memiliki populasi penganut Konghucu, masing-masing sebanyak 3.252 jiwa (0,14%) dan 2.703 jiwa (0,02%).

Di sisi lain, provinsi dengan jumlah penduduk penganut Konghucu paling sedikit adalah Papua Barat dengan hanya dua jiwa. Di atasnya, ada Sulawesi Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Gorontalo yang masing-masing mempunyai penganut hanya tiga jiwa penduduk penganut Konghucu.

(Baca: (Laporan) Kumpulan Data Seputar Perkembangan Pusat Data di Dunia hingga Indonesia pada 2023-2025)