Berdasarkan hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI), mayoritas orang Indonesia tidak mendukung adanya kekerasan ekstrem berbasis agama. Namun demikian, masih ada 36% masyarakat Indonesia setuju ikut berperang di negara lain guna membela umat agamanya yang dianiaya.
Secara rinci, ada 31% responden yang menyatakan setuju ikut berperang membela umat agamanya. Sebanyak 5% responden bahkan sangat setuju untuk ikut berperang.
"Jadi kalau disimpulkan, 4 dari 10 orang secara umum setuju atau sangat setuju ikut berperang di negara lain," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan pada Kamis (4/5).
Di sisi lain, 43% responden menyatakan tidak setuju untuk ikut berperang demi membela umat agamanya yang dianiaya. Sebanyak 7% responden juga menyatakan sangat tidak setuju untuk melakukan tindakan tersebut.
Sebanyak 11% responden bimbang antara setuju dan tidak setuju berperang di negara lain demi membela umat agamanya yang teraniaya. Sedangkan, Sisanya sebanyak 2% responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Lebih lanjut, hasil survei LSI menunjukkan, 15% responden setuju melakukan pembalasan terhadap anggota kelompok yang menyerang agamanya. Sementara, 75% menyatakan tidak setuju dengan tindakan tersebut.
Sebanyak 12% responden setuju mendukung organisasi yang memperjuangkan agamanya, meski melanggar hukum. Persentase ini jauh lebih kecil dibandingkan yang tidak setuju sebanyak 74%.
Lalu, hanya 7% responden yang setuju mendukung organisasi yang memperjuangkan agama, meski terkadang menggunakan kekerasan. Sebaliknya, responden yang tidak setuju mencapai 81%.
Sebagai informasi, LSI melakukan survei melalui wawancara langsung terhadap 3.090 responden di Indonesia dengan metode multistage random sampling pada 16-29 Mei 2022. Survei ini memiliki tingkat toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,5% dengan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Survei: Mayoritas Masyarakat Indonesia Anggap Dirinya Religius)