Jakpat

Statista

Inventure

ZAP Clinic & MarkPlus

kuriositas

covid

skincare

produk kecantikan

Market Intelligence

Minat masyarakat Indonesia terhadap <a href="https://dataindonesia.id/tags/produk-kecantikan" rel="noopener noreferrer" target="_self">produk kecantikan</a> dan perawatan tubuh terus menggeliat. Ketertarikan masyarakat akan berbagai produk tersebut tak tergerus oleh adanya pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020.Justru, banyak orang yang semakin sering menggunakan produk-produk kecantikan, khususnya untuk perawatan kulit (<a href="https://dataindonesia.id/tags/skincare" rel="noopener noreferrer" target="_self">skincare</a>) selama pagebluk berlangsung. Echa Jessica (24), misalnya, mengaku lebih sering memakai skincare sejak pandemi Covid-19 karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.Kalaupun harus ke luar rumah, perempuan asal Tangerang, Banten ini harus memakai masker. Selama memakai masker, dia menilai sering timbul masalah kulit di wajahnya. &quot;Itu menuntut aku harus lebih ekstra lagi pakai skincare,&quot; kata Echa ketika dihubungi DataIndonesia.id pada Jumat (11/3).<iframe src="https://flo.uri.sh/story/1165911/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe> Apa yang dialami Echa juga diakui oleh sebagian besar responden dalam hasil survei Inventure-Alvara. Menurut survei tersebut, ada 54,9% responden yang lebih rutin menggunakan skincare&nbsp;ketika pandemi Covid-19.Setidaknya, ada empat efek yang diutamakan para responden ketika menggunakan skincare&nbsp;saat pandemi Covid-19. Sebanyak 39,6% responden mengaku menginginkan efek cerah (glowing) ketika memakai skincare.Responden yang menginginkan efek pemutihan (whitening) dan anti-jerawat (anti-acne) masing-masing sebesar 21,7% dan 19,6%. Sedangkan, sebanyak 19,1% responden mengutamakan efek anti-penuaan dini (anti-aging) saat menggunakan skincare.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8798407/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Seiring dengan beragamnya efek yang diinginkan, produk skincare&nbsp;yang digunakan oleh masyarakat pun berbeda-beda. Mayoritas atau 59,4% responden memprioritaskan penggunaan produk skincare&nbsp;yang berbentuk pembersih muka (facial cleanser).Sebanyak 47,3% responden memprioritaskan serum sebagai produk skincare&nbsp;yang wajib mereka miliki. Setelahnya ada 40,6% responden yang memilih masker.Ada pula 40,6% responden memilih pelembab (moisturizer) sebagai produk skincare&nbsp;prioritas yang wajib dimiliki. Kemudian, 33,4% responden memilih tabir surya (sunscreen).Responden yang memprioritaskan minyak wajah (face oil) sebesar 28,6%. Sebanyak 17,4% responden memilih essence sebagai produk skincare&nbsp;yang wajib dimiliki.Lalu, responden yang memprioritaskan toner pelembab dan pengelupasan kulit (exfoliating) sama-sama sebesar 15,1%. Sedangkan, 15,1% responden memprioritaskan face mist.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8871002/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Sebagaimana hasil survei Inventure, sigi yang dilakukan JakPat juga menunjukkan mayoritas responden memilih pembersih wajah sebagai produk skincare&nbsp;favorit mereka pada 2021. Persentasenya tercatat mencapai 54%.Serum berada di posisi kedua lantaran dipilih oleh 50% responden. Setelahnya ada pelembab (moisturizer) dan krim pagi (day cream) yang sama-sama dipilih oleh 29% responden.Kemudian, 27% responden memilih krim malam (night cream). Sebanyak 26% responden memilih tabir surya (sunscreen). Ada pula 25% responden yang memilih toner. Lalu, 21% responden yang memilih larutan misel (micellar water).<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8943538/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Jika dibedah lebih lanjut menurut gendernya, pembersih wajah masih menjadi yang paling banyak dipakai, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Ada 37% laki-laki dan 72% perempuan yang menggunakan produk tersebut.Namun, posisi setelahnya ditempati oleh jenis produk yang berbeda-beda. Sebanyak 14% laki-laki lebih memilih menggunakan krim siang dan perawatan jerawat.Sementara, pelembap menjadi produk terbanyak kedua yang digunakan perempuan dengan persentase 52%. Setelahnya ada serum yang digunakan oleh 50% responden perempuan.Di urutan berikutnya, laki-laki banyak menggunakan pembersih wajah berbasis minyak (cleansing oil) dan lauran micel (micellar water). Masing-masing produk tersebut dipakai oleh 9% laki-laki.Sedangkan, perempuan memilih penggunaan tabir surya dan krim malam. Kedua produk tersebut sama-sama digunakan oleh 49% perempuan.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8948960/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Khusus perempuan, ada sejumlah pertimbangan dalam memilih produk kecantikan, termasuk skincare. Berdasarkan laporan ZAP Clinic bersama Markplus Inc pada Agustus 2021, pertimbangan utama perempuan memilih produk skincare&nbsp;adalah keamanannya. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh 68% responden.Sebanyak 63% responden mempertimbangkan komposisi produk ketika membeli skincare. Kemudian, ada 57,4% responden yang mempertimbangkan keterjangkauan harga saat membeli produk tersebut.Ada pula 45,1% responden yang mempertimbangkan efek/hasil cepat dari produk skincare. Responden yang mempertimbangkan label produk dan reputasi masing-masing sebesar 39,2% dan 35,3%. Sementara, 17,9% responden mempertimbangkan rekomendasi teman atau keluarga dalam membeli produk skincare.<iframe src="https://flo.uri.sh/story/1165922/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe> Berdasarkan kandungannya, 86,7% responden perempuan memilih skincare&nbsp;sesuai manfaat yang dicari atau cocok dengan tipe kulitnya. Ada 10,4% responden memilih skincare&nbsp;dengan kandungan yang lebih umum, tapi terpercaya.Ada pula 2,4% responden memilih skincare&nbsp;dengan kandungan yang unik dan baru. Sedangkan, hanya 1% responden tidak peduli dengan kandungan skincare&nbsp;yang mereka beli.Sementara menurut mereknya, masyarakat lebih memilih skincare&nbsp;yang direkomendasikan oleh dokter. Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara, ada 52,1% responden yang memilih produk dengan merek dokter.Sebanyak 26,2% responden memilih skincare&nbsp;buatan dalam negeri atau lokal. Kemudian, ada 15,2% responden yang memilih skincare&nbsp;dengan merek milik selebritas. Sedangkan, hanya 6,5% responden yang lebih menyukai skincare&nbsp;dengan merek dari Korea Selatan.<iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/8849132/embed" title="Interactive or visual content" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation" frameborder="0"></iframe>Melihat tingginya minat masyarakat terhadap skincare&nbsp;dan berbagai data di atas, pendapatan dari industri produk kecantikan serta perawatan tubuh diproyeksikan semakin meningkat ke depannya. Berdasarkan laporan Statista, nilai pendapatan dari industri tersebut mencapai US$7 miliar atau setara Rp100,02 triliun (kurs Rp14.381/US$) pada 2020.Angkanya lalu diperkirakan naik 7,25% menjadi sebesar US$7.46 miliar pada 2021. Setahun setelahnya, pendapatan dari industri produk kecantikan dan perawatan tubuh diproyeksi tumbuh 7,29% menjadi sebesar US$8 miliar.Pendapatan industri tersebut pun diperkirakan meningkat lagi 7,26% menjadi sebesar US$8,6 miliar pada 2023. Nilainya diprediksi tumbuh 5,64% menjadi 9,07 miliar pada 2024. Sementara, angkanya diproyeksi tumbuh 5,65% menjadi US$9,58 miliar pada 2025.Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) juga mencatat ekspansi industri kecantikan biasanya selalu di atas pertumbuhan ekonomi. Ketua Umum Perkosmi Sancoyo Antarikso mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi 3,69% pada tahun lalu, industri kosmetika dapat meraup peningkatan kinerja paling tidak satu digit di angka tinggi.&quot;Kalau double digit butuh waktu, tetapi mudah-mudahan tumbuh, harapan kami di high single digit,&quot; katanya sebagaimana dikutip Bisnis.com, Selasa (15/2).<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/motogp-dalam-data-mulai-pembalap-hingga-sirkuit" id="isPasted" target="_self">MotoGP dalam Data: Mulai Pembalap hingga Sirkuit</a>)</blockquote>

Ketertarikan masyarakat akan berbagai produk kencantikan dan perawatan tubuh, khususnya skincare tak tergerus oleh pandemi Covid-19. Prospeknya pun makin cerah ke depannya.

Timbang-menimbang Opsi Skincare Demi Dorong Industri Kecantikan