Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia berisiko mengalami kekeringan panjang akibat dua fenomena alam ekstrem pada Juli hingga akhir 2023. Kedua fenomena itu adalah El Nino akibat pemanasan suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik dan atau Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudera Hindia.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kasus kekeringan di Indonesia terus terjadi setiap tahunnya. Hanya saja, tren kekeringan di dalam negeri cenderung menurun selama satu dekade terakhir.
Adapun, BNPB mencatat, empat kejadian kekeringan terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah itu juga turun hingga 73,3% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 15 kejadian.
Dari empat kekeringan sepanjang 2022, tiga di antaranya terjadi di Jawa Barat. Sementara, satu kasus kekeringan lainnya pada tahun lalu terjadi di Blora, Jawa Tengah.
Lebih lanjut, BNPB mencatat, sudah ada empat kasus kekeringan yang terjadi di Indonesia sejak 1 Januari - 11 Juni 2023. Dari jumlah itu, tiga kekeringan terjadi di Jawa Barat dan satu lainnya di Aceh.
(Baca: RI Dilanda 988 Bencana hingga 9 Mei 2023, Termasuk 11 Gempa)