Ketika diperintah menghadap Firaun, Nabi Musa diminta Allah untuk bertu- tur lemah lembut dengan harapan tirani itu sadar dan mau bertobat (QS 20:44).
Walau Firaun berlaku kasar menghina beliau sebagai orang gila di hadapan para pembesarnya, Nabi Musa tetap tenang ketika menyampaikan argumentasi mengajak kepada keesaan Allah, termasuk melayani pertarungan terbuka melawan para penyihir (QS 26:16-48).
Etika luhur berkomunikasi telah dicontohkan Allah kepada para Malaikat yang mengkritisi rencana penciptaan manusia sebagai khalifah (QS 2:30). Allah tidak menggunakan argumen prerogatif arrogative kehendak-Nya yang mutlak, tetapi dengan keluasan ilmu-Nya. Para Malaikat lalu diberikan kesempatan menyaksikan keunggulan manusia sehingga mereka seketika taat saat diperintahkan-Nya ...