JAKARTA — Setelah permintaan pinjaman melonjak selama Ramadan, perusahaan financial technology atau fintech peer to peer lending mengaku tak khawatir terkait timbulnya potensi kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pasca-Lebaran.
Reynold Wijaya, Co–Founder dan CEO PT Mitrausaha Indonesia Group—salah satu perusahaan fintech peer to peer lending dengan brand Modalku—menyebutkan pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan risiko gagal bayar pascalebaran. Pasalnya, katanya, sudah menjadi hal yang wajar bisnis tutup untuk sementara pascalebaran.
“Karena bisnis tutup sementara, jadi untuk UKM memiliki sedikit gangguan di cash flow setelah Lebaran itu sangat normal,” kata Reynold kepada Bisnis, Selasa (4/7).
Dia menga...