PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) membukukan laba bersih sebesar Rp774,42 miliar pada kuartal I/2022. Nilai tersebut mengalami kenaikan 23,89% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp625,09 miliar.
Meski mencatat pertumbuhan laba bersih, emiten bank dengan kode saham BBTN ini masih membukukan pendapatan bunga yang menurun 4,83% (yoy) dari Rp6,36 triliun menjadi Rp6,05 triliun. Namun, beban bunga BTN juga menyusut hingga 30,87% (yoy) dari Rp3,58 triliun menjadi Rp2,48 triliun.
Atas dasar itu, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BTN mampu tumbuh 28,81% (yoy) dari Rp2,77 triliun menjadi Rp3,57 triliun. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan pun mengalami peningkatan menjadi 4,29% pada kuartal pertama 2022.
BTN turut mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah perseroan sebesar Rp277,14 triliun atau naik 6,04% (yoy) dari sebelumnya Rp261,34 triliun. Namun, total aset Bank BTN mengalami penurunan 2,19% (yoy) dari Rp375,73 triliun menjadi Rp367,52 triliun.
Selanjutnya, BTN meraih dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp290,53 triliun pada kuartal I/2022. Jumlah itu mengalami penurunan 1,49% dibandingkan pada kuartal I/2021 yang sebesar Rp294,91 triliun.
Pada 2022, BTN secara optimistis membidik pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9% hingga 11%. Pertumbuhan kredit akan sejalan dengan peningkatan laba yang dipatok 11%–13% serta kenaikan aktiva produktif.
Selain itu, BTN akan mendorong peningkatan nasabah baru dan ritel, sehingga secara keseluruhan mampu menurunkan biaya bunga. BTN juga memproyeksikan DPK dapat tumbuh sejalan dengan kredit di kisaran 9% – 11% pada 2022.
Sementara itu, NIM dipatok mencapai 4% lebih dan biaya dana (cost of fund/CoF) dijaga di bawah 3,2%. Dari sisi rasio profitabilitas, perseroan menargetkan return on asset (RoA) di level 0,9%-1%, dan return on equity (RoE) di kisaran 13% – 14%.
(Baca: Bank Mandiri Cetak Laba Rp10 Triliun pada Kuartal I/2022)