Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I/2022. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 5,02% (yoy).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mengalami kontraksi 0,96% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q). Angkanya berbalik dari kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 1,06% (q-to-q).
Adapun, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini terjadi di mayoritas lapangan usaha. Kenaikan paling besar dialami oleh sektor transportasi dan pergudangan sebesar 15,79% (yoy).
Posisinya diikuti oleh jasa lainnya yang tumbuh sebesar 8,24%. Kemudian, sektor informasi dan komunkasi serta pengadaan listrik dan gas masing-masing tumbuh 7,14% dan 7,04%.
Menurut pengeluarannya, ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan paling tinggi, yakni 16,22% (yoy). Pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) juga mengalami pertumbuhan 5,98%.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga naik masing-masing sebesar 4,34% (yoy) dan 4,09% (yoy). Hanya pengeluaran konsumsi pemerintah yang terkontraksi 7,74% (yoy).
Adapun, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp4.513,0 triliun pada kuartal I/2022. Sedangkan, PDB atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp2.818,6 triliun pada periode tersebut.
(Baca: Lampaui China, Ekonomi RI Tumbuh 5,02% pada Kuartal IV/2021)