Harga Bitcoin menguat pada pekan pertama November 2022. Tercatat harga Bitcoin mengalami kenaikan hingga 2,5% dalam sepekan terakhir.
Harga mata uang kripto mengawali perdagangan Senin (31/10) di harga Rp319.200.000 per koin. Harganya kemudian meningkat 0,37% ke level Rp320.368.000 pada Selasa (01/11).
Mata uang kripto tersebut berbalik menurun 1,45% ke level Rp315.780.992 per koin pada Rabu (27/10). Lalu, harga Bitcoin kembali menguat hingga menjadi Rp331.456.000 per koin pada tiga hari setelahnya.
Harganya kembali menurun sebesar 1,3% ke level Rp327.204.992 per koin pada Minggu (06/11). Adapun harga Bitcoin terpantau turun tipis di level Rp327.204.000 per koin hingga pagi ini.
Melansir dari Coindesk, harga Bitcoin sempat terkoreksi pada perdagangan Rabu (02/11) setelah The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 3,7%-4%. Secara kumulatif, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 375 basis poin sepanjang tahun 2022.
Sementara, harga Bitcoin justru menguat pada Jumat (04/11) setelah laporan tenaga kerja AS diumumkan. Tercatat data penggajian AS meningkat 260.000 pekerjaan pada Oktober 2022, melampaui perkiraan para ekonom yang sebesar 200.000 pekerjaan.
Sementara, tingkat pengangguran di AS meningkat ke level 3,7% pada Oktober 2022. Level tersebut menyamai angka Agustus 2022 dan menjadi yang tertinggi sejak Februari 2022. Kondisi itu menyiratkan bahwa The Fed mungkin akan tetap agresif untuk mendinginkan pasar tenaga kerja AS.
Adapun, pelemahan harga Bitcoin pada Minggu (06/10) disebabkan oleh investor yang cenderung mengakumulasikan asetnya. Meski begitu, harga Bitcoin diprediksi akan terus menguat ditopang oleh meningkatnya ekspektasi pelonggaran suku bunga The Fed.
(Baca: Ekonomi AS Membaik, Harga Bitcoin Menguat dalam Sepekan)