Ketersediaan akses berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan untuk masyarakat semakin merata. Hal itu terlihat dari semakin baiknya inklusi keuangan di Indonesia pada 2022.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 85,1% pada tahun ini. Persentasenya naik 8,91% poin dibandingkan pada 2019 yang sebesar 76,19%.
Dilihat dari wilayahnya, DKI Jakarta menjadi provinsi yang memiliki indeks inklusi keuangan tertinggi, yakni 96,62%. Posisinya diikuti Sumatera Utara dan Kalimantan Timur dengan indeks inklusi keuangan masing-masing sebesar 95,58% dan 93,25%.
Kemudian, indeks inklusi keuangan di Jawa Timur tercatat sebesar 92,99%. Di bawahnya ada Aceh yang memiliki indeks inklusi keuangan mencapai 89,87%.
Sementara, indeks inklusi keuangan terendah terdapat di Sulawesi Barat, yakni 70,39%. Di atasnya ada Lampung dan Papua dengan indeks inklusi keuangan masing-masing sebesar 74,81% dan 76,36%.
Sebagai informasi, proses pengambilan data SNLIK 2022 dilakukan terhadap 14.634 responden berusia 15-79 tahun di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten pada Juli-September 2022. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dan dibantu sistem computer-assisted personal interviewing (CAPI).
(Baca: Inklusi dan Literasi Keuangan Penduduk Indonesia Naik pada 2022)