Harga minyak mentah dunia bergerak variatif pada perdagangan Selasa (28/06) petang di tengah keterbatasan pasokan dan sanksi baru negara-negara G7 kepada Rusia. Namun, G7 berjanji akan berusaha menurunkan harga minyak dan energi global.
Harga juga masih didorong oleh meningkatnya permintaan di tengah mulainya musim panas di belahan bumi utara. Alhasil, permintaan diperkirakan semakin meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
Pada perdagangan Selasa petang (28/06) pukul 15.40 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2022 naik 0,71% menjadi US$111,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2022 turun 2,16% menjadi US$112,60 per barel di London ICE Futures Exchange.
G7 akan memberikan sanksi finansial kepada Rusia guna mengurangi pemasukan Negeri Beruang Merah. Selain itu, G7 berencana membatasi terhadap harga minyak di Rusia.
Untuk saat ini, pasokan minyak ke pasar global masih lebih rendah dari permintaan. Pasalnya, negara-negara OPEC+ masih mengalami kekurangan pasokan sekitar 2 juta barel per hari dibandingkan sebelum pandemi.
Atas dasar itu, negara Barat mulai melakukan pembicaraan dengan negara-negara produsen minyak, seperti Iran dan Venezuela. Ekspor minyak kedua anggota OPEC tersebut sebelumnya telah dibatasi oleh sanksi AS.
Sementara itu, kenaikan suku bunga di negara-negara ekonomi utama memperkuat dolar AS. Hal itu pun mendorong kekhawatiran resesi global yang makin membuat ketidakpastian harga minyak dunia.