Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$1,31 miliar pada Juli 2023. Surplus tersebut melanjutkan tren selama 39 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Meski berlanjut, surplus neraca dagang Indonesia pada Juli 2023 turun hingga 62,03% dibandingkan sebulan sebelumnya yang sebesar US$3,45 miliar. Angkanya juga merosot 69% dibandingkan pada Juli 2022 yang sebesar US$4,22 miliar.
Perkembangan tersebut utamanya didorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$3,22 miliar. Hanya saja, nilai itu lebih rendah 27,1% dibandingkan pada Juni 2023 yang sebesar US$4,41 miliar.
Sedangkan, neraca perdagangan migas masih mengalami defisit sebesar US$1,91 miliar pada bulan lalu. Defisit tersebut lebih tinggi 97,9% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar US$962,6 juta.
Adapun, nilai ekspor Indonesia sebesar US$20,88 miliar pada Juli 2023. Jumlah tersebut naik 1,36% dari bulan sebelumnya (month-to-month/m-to-m) yang sebesar US$20,6 miliar.
Sementara, impor Indonesia tercatat sebesar US$19,57 miliar pada Juli 2023. Nilai tersebut meningkat 14,10% secara bulanan (m-to-m).
(Baca: Surplus Neraca Dagang RI Melejit 684,1% pada Juni 2023)