Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp3.090,8 triliun pada 2022. Nilai tersebut meningkat 10,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2.786,4 triliun.
Dalam kurun satu dekade, realisasi belanja negara pada 2022 menjadi yang tertinggi. Jumlahnya tumbuh hingga 107,2% dibandingkan pada 2012 yang senilai Rp1.491,4 triliun.
Secara rinci, alokasi belanja pemerintah pusat berkontribusi 73,6% terhadap belanja negara pada 2022. Nilainya mencapai Rp2.274,5 triliun atau naik 13,7% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2.000,7 triliun.
Realisasi transfer ke daerah sebesar Rp816,2 triliun pada 2022. Jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp785,7 triliun, angkanya meningkat 3,9%. Realisasi itu setara dengan 26,4% dari belanja negara.
Kemudian, realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.626,4 triliun sepanjang 2022. Nilai itu naik 96,3% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp1.338,1 triliun.
Realisasi belanja negara lebih besar dibandingkan pendapatannya. Tercatat, pendapatan negara senilai Rp2.626,4 triliun sepanjang tahun lalu.
Dengan demikian, APBN 2022 mengalami defisit sebesar Rp464,3 triliun. Kendati, nilainya defisit lebih rendah 66,9% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar Rp775,1 triliun. Defisit APBN 2022 pun hanya 2,38% terhadap produk domestik bruto (PDB).
(Baca: Defisit APBN 2022 Rp464,3 Triliun, Tak Sampai 3% PDB)