Perbandingan Kupon SBR001 hingga 011 dengan Deposito dan BI Rate

SBR atau Saving Bond Ritel merupakan salah satu alternatif investasi untuk mencapai tujuan keuangan dengan cara yang aman, menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN negara.

Winarni

30 Sep 2022 - 11.30

Data

SBR atau Saving Bond Ritel merupakan salah satu jenis Surat Utang Negara (SUN) atau Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan pemerintah kepada individu atau perorangan berstatus Warga Negara Indonesia.

SBR bisa menjadi alternatif investasi untuk mencapai tujuan keuangan dengan cara yang aman, menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN negara. Pasalnya, dana yang diperoleh dari penerbitan SBR akan digunakan pemerintah untuk membantu biaya pembangunan nasional, seperti infrastruktur.

Sama seperti instrumen investasi lainnya, SBR juga menawarkan imbalan keuntungan yang disebut kupon. SBR memiliki kupon yang mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) dan mengacu pada BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). 

Artinya, besaran kupon SBR akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Day Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali. Saat BI 7 Day Reverse Repo Rate meningkat, maka kupon SBR bisa ikut meningkat. Namun, saat suku bunga acuan BI tersebut turun, maka besaran kupon SBR paling rendah tetap akan sama dengan tingkat kupon yang ditetapkan pertama kali. 

Berdasarkan tabel diatas, DataIndonesia.id membangdingkan tingkat imbal hasil dari SBR, tingkat bunga deposito penjaminan LPS, serta suku bunga acuan Bank Indonesia (7 Days Reverse Repo Rate) atau BI7DRR.

Secara historis suku bunga dari SBR rata-rata selalu lebih tinggi 1,5% jika dibandingkan dengan suku bunga deposito penjaminan LPS dan suku bunga acuan Bank Indonesia. 

SBR 001 merupakan SBR seri pertama yang ditawarkan pemerintah mulai 21 November 2015 lalu. Sementara itu, SBR011 merupakan seri SBR terakhir yang diterbitkan oleh pemerintah untuk tahun ini. 

SBR011 yang ditawarkan pada pertengahan 2022 tersebut merupakan instrumen yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, tetapi memiliki fasilitas Early Redemption.

Fasilitas tersebut memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok SBR011 oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo. Fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp2 juta di setiap Mitra Distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk Early Redemption adalah 50% dari total kepemilikan investor.

(Baca: Ini Produk Investasi Terpopuler di Kalangan Pria dan Perempuan)

Disclaimer: Data ini dihimpun dari berbagai sumber dan bukan merupakan informasi resmi bagi investor. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. DataIndonesia.id tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags