Harga rata-rata bahan pangan cenderung naik pada perdagangan hari ini, Kamis (25/7), pukul 12.00 WIB. Dari 10 daftar harga yang ada di Pusat Informasi harga Pangan Strategis (PIHPS) di laman Bank Indonesia sebanyak delapan komoditas naik dan dua komoditas turun.
Jika dilihat dari persentasenya, cabai rawit mengalami kenaikan harga tertinggi hingga 1,83% atau Rp1.200/kg menjadi Rp66.650/kg dari sebelumnya dipatok Rp65.450/kg pada perdagangan Rabu (24/7).
Tak hanya cabai rawit, harga daging ayam juga naik hingga 1,71% atau Rp600/kg menjadi Rp35.750/kg dari sebelumnya Rp35.150/kg. Kemudian, harga bawang putih lebih mahal 0,59% atau Rp250/kg menjadi Rp42.650/kg dari Rp42.400/kg.
Adapun, harga telur ayam dibanderol lebih tinggi 0,33% atau Rp100/kg menjadi Rp30.150/kg dari Rp30.050/kg. Lalu, harga beras terpantau lebih mahal 0,33% atau Rp50/kg menjadi Rp15.350/kg dari Rp15.300/kg.
Selanjutnya, harga bawang merah dilaporkan lebih tinggi 0,31% atau Rp100/kg menjadi Rp32.150/kg dari Rp32.050/kg. Gula pasir pun juga ikut lebih mahal 0,27% atau Rp50/kg menjadi Rp18.500/kg dari Rp18.450/kg. Pada siang ini harga minyak goreng juga naik 0,26% atau Rp50/kg menjadi Rp19.200/kg dari Rp19.150/kg.
Sementara itu, daging sapi dilaporkan lebih murah 0,41% atau Rp550/kg menjadi Rp134.900/kg dari Rp135.450/kg. Lalu, harga cabai merah turun terdalam hingga 1,88% atau Rp950/kg menjadi Rp49.500/kg dari Rp50.450/kg.
Sebagai informasi, harga pangan di atas diambil berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Pencacahan data dilakukan setiap hari kerja yakni Senin-Jumat, pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB. Harga yang dilaporkan adalah harga dalam satuan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(Baca: Data Harga Pangan: Cabai Rawit dan Cabai Merah Kompak Turun, Telur Ayam Naik (24 Juli 2024))
Upaya Stabilisasi Harga dan Pasokan Beras
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendesak Perum Bulog segera stabilisasi harga beras seiring tren kenaikan harga yang mulai terjadi di musim kemarau.
Mengutip Bisnis.com, Plt. Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, menegaskan bahwa secara historis kenaikan harga beras cenderung terjadi pada Juli saat musim kemarau tiba.
Adapun, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), menunjukkan bahwa kenaikan harga beras terjadi di 32,22% wilayah di Indonesia pada pekan ketiga Juli 2024. Oleh karena itu, menurutnya, Perum Bulog bisa segera melakukan antisipasi dalam menjaga stabilitas harga beras secara nasional.
Merespons hal tersebut, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik, Perum Bulog, Epi Sulandari mengatakan bahwa langkah awal dalam upaya stabilisasi harga dan pasokan beras adalah penguatan stok.
Dia menyebut, Bulog telah melakukan penguatan stok beras lewat pengadaan dalam negeri hingga 21 Juli 2024 sebanyak 759.419 ton, dan pengadaan dari impor sebanyak 2,2 juta ton.