Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali rebound setelah mengalami koreksi selama tiga hari berturut-turut. Ekspor sawit Malaysia yang meningkat pada awal Maret 2022 menjadi pendorong harga. Faktor lainnya adalah menguatnya harga minyak nabati saingan di pasar komoditas global.
Berdasarkan data perdagangan bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak April 2022 menguat ke level RM6.899/ton pada penutupan perdagangan Kamis (17/03). Harga tersebut naik 209 poin atau 3,12% dari penutupan sesi sebelumnya di RM6.690/ton.
Untuk kontrak Mei 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 205 poin atau 3,34% dari RM6.132/ton ke level RM6.337/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Juni 2022 menguat 262 poin atau 4,51% dari RM5.805/ton ke level RM6.607/ton.
Melansir dari Reuters, Malaysia sebagai negara produsen terbesar kedua CPO melaporkan, ekspor produk CPO naik di kisaran 13,2%-15,6% pada 1-15 Maret 2022 dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Sementara, Southern Peninsula Palm Oil Millers Association memperkirakan produksi CPO juga meningkat 33% secara bulanan pada 1-15 Maret 2022.
Kemudian, harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif DBYcv1 di Dalian Commodity Exchange meningkat 1,1%. Harga CPO untuk kontrak DCPcv1 di bursa yang sama naik 1,5%. Sedangkan, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tumbuh 0,8%.
Lebih lanjut, Indonesia sebagai produsen utama CPO dunia sedang melakukan upaya mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasaran. Walau demikian, stok minyak dalam negeri justru dilaporkan melimpah.
Di sisi lain, China sebagai pengimpor utama CPO tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron, yang membuat lockdown di sejumlah wilayah. Hal tersebut mendorong kekhawatiran berkurangnya permintaan minyak nabati.
(Baca: Harga CPO Lanjutkan Reli Penurunan Tiga Hari Beruntun)