Harga Minyak Menguat, Terkerek Prospek Pemulihan Ekonomi China

Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Jumat (20/1). Minyak terdorong oleh prospek permintaan bahan bakar jelang libur Tahun Baru Imlek selama sepekan kedepan serta prospek pemulihan ekonomi Negeri Panda.

Winarni

20 Jan 2023 - 16.00

Data

Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Jumat (20/1). Minyak terdorong oleh prospek permintaan bahan bakar jelang tahun baru imlek selama sepekan. Hal ini juga didukung oleh kebijakan nol-Covid yang sudah dicabut oleh otoritas pemerintahan China dan akan mendorong mobilitas masyakarat untuk liburan tahun baru Imlek.

Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Jumat (20/1). Harga minyak terdorong oleh prospek permintaan bahan bakar jelang libur Tahun Baru Imlek selama sepekan kedepan. 

Hal tersebut juga ditopang oleh kebijakan nol-Covid yang sudah dicabut oleh otoritas pemerintahan China dan berpotensi mendorong mobilitas masyakarat untuk liburan tahun baru Imlek.

Pada perdagangan Jumat (20/1) pukul 15.25 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2023 menguat 0,76% menjadi US$81,22 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret 2023 juga menguat 0,72% ke level US$86,78 per barel di London ICE Futures Exchange.

Di sisi lain, China mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada posisi terendah selama lima bulan berturut-turut pada Jumat (20/1). Kebijakan tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah berencana untuk menjaga kondisi likuiditas tetap longgar guna memacu pemulihan ekonomi.

Sementara itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak maupun Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi China akan memacu permintaan minyak mentah dan diharapkan mencapai rekor tertinggi pada 2023.

Perkiraan tersebut menjadi penyengat utama kenaikan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir. Namun adanya kekhawatiran potensi resesi global tetap menjadi pembatas kenaikan harga komoditas cairan hitam tersebut. Hal ini dipicu oleh serangkaian data ekonomi AS pekan ini yang menujukkan adanya pelemahan.

(Baca: Kenaikan Jumlah Cadangan di AS Bebani Harga Minyak)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags