Terpengaruh Minyak Nabati Pesaing, Harga CPO ke Zona Merah

Harga CPO terkoreksi setelah reli lebih dari 5% di sesi terakhir seiring aksi ambil untung investor yang juga dilakukan di minyak nabati pesaing.

Winarni

9 Mar 2022 - 11.13

Data

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bursa berjangka Malaysia berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (08/03). Harga CPO terkoreksi setelah reli lebih dari 5% di sesi terakhir.

Penurunan tersebut seiring dengan aksi ambil untung yang juga dilakukan investor di minyak nabati pesaing. Di samping itu, rencana Malaysia untuk mengurangi pembatasan perbatasan juga menambah tekanan kepada harga CPO.

Berdasarkan data perdagangan bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak Maret 2022 terkoreksi ke level RM7.003/ton pada penutupan perdagangan Senin (07/03). Harga tersebut turun 222 poin atau 3,07% dari penutupan sesi sebelumnya di RM7.225/ton.  

Untuk kontrak April 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menyusut 222 poin atau 3,16% dari RM7.035/ton ke level RM6.813/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Mei 2022 terkoreksi 210 poin atau 3,17% dari RM6.626/ton ke level RM6.416/ton. 

Harga CPO ikut dipengaruhi oleh harga minyak nabati pesaing karena mereka saling berkompetisi meraup pasar global. Melansir dari Reuters, harga minyak kedelai dengan kontrak teraktif di Dalian Commodity Exchange turun 0,37%.

Sementara, harga minyak sawit di bursa tersebut meningkat 0,32%. Kemudian, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tak berubah signifikan.

Di sisi lain, Malaysia berencana membuka kembali perbatasannya pada 1 April 2022 dan membebaskan karantina bagi pengunjung yang telah divaksinasi. Secara terpisah, Menteri Industri Perkebunan Malaysia mengatakan, pekerja asing akan lebih banyak datang ke Negeri Jiran pada Mei-Juni 2022, sehingga dapat meningkatkan produksi CPO menjadi 20 juta ton pada tahun ini.

Lebih lanjut, analis James Fry mengatakan, produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia diperkirakan meningkat 3% pada tahun ini. Walau demikian, jumlah itu tetap tak akan cukup memenuhi permintaan minyak nabati global. 

(Baca: Harga CPO Menguat Terkerek Mendidihnya Minyak Dunia)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags