Kinerja keuangan 2024 telah berakhir dan ditutup dengan kinerja beragam dari emiten yang terdaftar di BEI. Berdasarkan data yang dihimpun Dataindonesia, lima dari enam emiten industri ritel supermarket telah merilis laporan keuangan 2024, sedangkan satu emiten belum merilis yaitu PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC).
Dari sisi laba bersih, hanya satu emiten membukukan pertumbuhan, dua emiten membukukan penurunan, bahkan dua emiten lainnya mencatatkan kerugian. Berikut deretan emiten ritel yang bergerak di sektor minimarket dan supermarket dengan laba bersih terbesar sepanjang 2024:
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT)
Di posisi puncak, ada emiten pengelola jaringan ritel Alfamart, yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT). Emiten pengelola jaringan ritel Alfamart itu berhasil mengungguli seluruh emiten ritel yang bergerak di sektor minimarket dan supermarket dengan membukukan laba bersih mencapai Rp3,15 triliun. Realisasi tersebut turun 7,51% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,40 triliun.
PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI)
Berikutnya ada emiten pengelola jaringan ritel Alfamidi, yakni PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) yang membukukan laba bersih hingga Rp546,41 miliar. Realisasi tersebut lebih tinggi 5,76% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp516,66 miliar.
PT Multipolar Tbk. (MLPL)
Di posisi ketiga diduduki oleh PT Multipolar Tbk. (MLPL) yang mengantongi laba bersih sepanjang 2024 sebesar Rp159,19 miliar. Induk usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) itu membukukan penurunan laba bersih 7,47% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp172,05 miliar.
PT Hero Supermarket Tbk. (HERO)
Kemudian, ada PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) yang membukukan rugi bersih Rp5,59 miliar sepanjang tahun lalu. Namun, kerugian tersebut mampu ditekan hingga 95,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi hingga Rp132,17 miliar.
PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA)
Terakhir, ada PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) yang juga mampu menekan kerugian sebesar 53,75% sepanjang 2024. Emiten pengelola jaringan ritel Hypermart tersebut mencatatkan rugi Rp118,11 miliar, menyusut dari kerugian tahun sebelumnya Rp255,35 miliar.
(Baca: Data Emiten Ritel Supermarket dengan Pendapatan Tertinggi Sepanjang 2024)