PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan entitas anak mencatatkan laba bersih sebesar Rp18,31 triliun pada kuartal IV/2022 atau sepanjang tahun lalu. BNI menyatakan angka tersebut merupakan capaian rekor laba bersih tertinggi sepanjang sejarah.
Realisasi tersebut melesat 68,02% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan perolehan sebelumnya yang senilai Rp10,9 triliun.
Pencapaian kenaikan laba bersih BNI sejalan dengan pendapatan bunga bank yang meningkat 9,26% menjadi Rp54,66 triliun per Desember 2022 dibandingkan sebelumnya Rp50,03 triliun per Desember 2021. Beban bunga yang ditanggung BNI pun terpantau naik 13,23% (yoy) dari Rp11,78 triliun menjadi Rp13,34 triliun.
Alhasil pendapatan bunga bersih BNI tercatat senilai Rp41,32 triliun atau mengalami pertumbuhan 8,04% (yoy) dari Rp38,25 triliun. Sementara laba operasional BNI bertumbuh 79,36% (yoy) dari senilai Rp12,77 triliun menjadi Rp22,9 triliun.
Dilansir dari Bisnis.com, capaian laba tertinggi BNI dalam sejarah tersebut disokong oleh pertumbuhan fee based income yang optimal mencapai 14,82% sepanjang 2022 atau naik 119 basis poin (bps) bila dibandingkan pada periode yang sama pada 2021 sebesar 13,63%.
Sampai akhir 2022, perseroan mencatatkan penyaluran kredit secara konsolidasi sebanyak Rp646,19 triliun atau naik 10,95% dibandingkan periode 2021 yang sebesar Rp582,44 triliun. Penyaluran kredit ini ditopang oleh kenaikan kredit korporasi yang mencakup perusahaan BUMN dan swasta yang telah disalurkan sebesar 10,3% (yoy) sepanjang 2022 dan kredit konsumer yang tumbuh 11,2% (yoy).
Seiring meningkatnya jumlah kredit yang diberikan BNI, total aset yang dimiliki perseroan ikut terkerek 6,74% (yoy) menjadi Rp1.029,84 triliun dibandingkan semula yang senilai Rp964,84 triliun.
Selanjutnya kinerja penghimpunan dana masyarakat BNI juga tetap kuat pada kuartal IV/2022 dengan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp769,43 triliun, naik 5,5% (yoy) dari Rp729,3 triliun.
DPK tersebut didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA) dengan porsi mencapai 72,43% dari total DPK. Tercatat jumlah dana murah BNI sebesar Rp557,32 triliun atau tumbuh 10,13% (yoy).
(Baca: Simpanan Bank dari Nasabah Kaya Makin Besar pada November 2022)