Cetak All Time High, IHSG Melaju ke 7.318,02

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menyentuh level all-time high pada posisi 7.318,02 seiring dengan dorongan saham-saham big cap pada Selasa (13/9).

Dyah Ayu Kartika

13 Sep 2022 - 17.00

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menyentuh level all-time high pada posisi 7.318,02 pada perdagangan Selasa (13/9). IHSG berhasil menguat 0,88% atau 63,55 poin pada hari ini. 

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian terendah pada 7.271,91 hingga level tertinggi 7.345,46. Sektor yang memimpin penguatan adalah transportasi yang melejit 2,24% dan mengekor di belakangnya sektor keuangan yang melesat 1,87%. 

Terpantau sebanyak 329 saham menguat, 218 saham melemah, dan 160 saham lainnya stagnan. Kapitalisasi pasar bursa tercatat berada pada posisi Rp9.585,3 triliun dan volume saham yang ditransaksikan mencapai 30,67 miliar unit dengan nilai Rp16,7 triliun.

Sejumlah saham big cap seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) melejit 4,89% ke level 8.050, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) juga melesat 4,31% menuju 4.360 dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) naik 3,23% ke 7.200. 

Selain itu, ada juga saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang terapresiasi 3% ke level 9.450 dan saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terdongkrak 2,64% menuju posisi harga 4.670.

Penguatan IHSG yang menyentuh all time high ini menjadikan indeks saham acuan bursa domestik ini memimpin di kawasan regional Asia. Di posisi kedua terdapat Indeks Straits Times yang naik 0,63%. 

Bursa saham Wall Street juga ditutup menghijau dimana ketiga indeks saham acuan Bursa New York kompak menguat, Indeks Dow Jones naik 0,71% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melesat 1,06% dan 1,27%.

Dari dalam negeri, IHSG mendapat dorongan dari pernyataan Kementerian Keuangan yang meyakini bahwa inflasi akan melandai pada Oktober 2022. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan Kemenkeu akan mengungkit inflasi sebesar 1,38% month-to-month (mtm) pada September 2022. Kemudian akan melambat pada Oktober dan November, masing-masing melaju 0,45% dan 0,27%.

Sementara itu dari global, IHSG masih dipengaruhi oleh sentimen utama yang mengarah kepada keputusan Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. 

Pasar saham masih berpotensi bergejolak menjelang pertemuan bank sentral AS, The Fed pada 20-21 September. Pelaku pasar cenderung menanti keputusan Jerome Powell mengenai kebijakan suku bunganya.

(Baca: Ditopang Sentimen Domestik, IHSG Menghijau dalam Sepekan)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags