Delapan Sektor Jadi Motor Penggerak IHSG Kembali All Time High

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 45,08 poin menuju rekor baru di level 6.834,61 pada perdagangan Rabu (09/02). Indeks komposit disokong sektor transportasi dan logistik yang menguat paling signifikan.

Haratwadi Handoko & Nur Affifah Al Jannah

9 Feb 2022 - 23.53

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 45,08 poin menuju rekor baru di level 6.834,61 pada perdagangan Rabu (09/02). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di level terendah 6.796,63 hingga tertinggi 6.840,39.

Dari 11 indeks sektoral, delapan di antaranya nyaman di zona hijau. Sementara, tiga sektor lainnya tertahan di zona merah.


Sektor Energi

Pada perdagangan Rabu (09/02), indeks sektor energi ditutup naik 0,28% ke level 1.289,77. Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) yang melejit 22,31% ke Rp148, PT Sumber Energi Andalan Tbk. (ITMA) melesat 5,00% ke Rp630, dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMi) naik 2,56% ke Rp80.

Moncernya sektor energi ditopang oleh harga batu bara yang terus mengalami penguatan seiring dengan tingginya permintaan komoditas tersebut secara global. Naiknya harga batu bara terangkat oleh sentimen krisis energi internasional dan berkurangnya pasokan.

Di sisi lain, meski Indonesia telah membuka kembali izin ekspor batu bara, ternyata belum bisa memenuhi pasokan secara global. Ini disebabkan Indonesia hanya mengizinkan ekspor batu bara dari perusahaan yang telah memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO).

 

Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,93% ke level 1.272,32 pada perdagangan Rabu (09/02). Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Pelangi Indah Canindo Tbk. (PICO) yang meroket 6,41% ke Rp83, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menguat 5,41% ke Rp975, dan PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) naik 3,92% ke Rp53.

Kementerian Perindustrian memastikan ketersediaan bahan baku industri akan aman demi mendukung produksi, meski kasus Covid-19 varian Omicron kian meningkat.

Selain itu, BPS mencatat pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 3,67% pada 2021. Angka itu lebih tinggi dari kontraksi sebesar 2,52% pada tabun sebelumnya. 

Beberapa industri yang mampu bergeliat sepanjang tahun lalu, antara lain industri logam dasar tumbuh 11,50%, industri alat angkutan naik 17,82%, dan industri mesin dan perlengkapan meningkat 11,43%.

 

Sektor Perindustrian

 Pada perdagangan Rabu (09/02), sektor perindustrian ditutup menguat 0,93% ke posisi 1.041,05. Beberapa saham yang terpantau menguat ialah PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) naik 3,94% ke Rp264, PT Tanah Laut Tbk. (INDX) terangkat 2,72% ke Rp189, dan PT Perma Plasindo Tbk. (BINO) tumbuh 2,56% ke Rp160.

Perpanjangan program relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil baru menjadi angin segar bagi sejumlah emiten perindustrian. Ini tentu dapat mendongkrak kinerja perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang otomotif.

Stimulus ini berlaku hingga September 2022 dengan kriteria mobil yang mendapat diskon adalah LCGC seharga Rp200 juta-Rp250 juta. Diskon PPnBM ini mampu meningkatkan tingkat perdagangan kendaraan bermotor yang pernah kontraksi 14,1% pada 2020 menjadi tumbuh 12,1% pada 2021.


Sektor Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Rabu (09/02), indeks sektor barang konsumen primer ditutup naik tipis 0,01% di level 656,03. Saham yang berada di zona hijau, antara lain PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) melejit 20,93% ke Rp104, PT Dharma Samudera Fishing Tbk. (DSFI) menanjak 20.43% ke Rp112, dan PT FKS Food Sejahtera Tbk. (AISA) tumbuh 11,73% ke Rp200.

Sentimen positif datang dari UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang kini mulai disosialisasikan ke masyarakat oleh Kementerian Keuangan. Ketentuan yang tertuang di UU HPP dianggap akan menguntungkan UMKM, terutama yang bergerak di bidang makanan dan minuman.

Secara rinci, stimulus yang diberikan adalah pengenaan tarif PPh final sebesar 0,5% bagi UMKM dengan omzet Rp1 miliar. Pembayaran pajak 0,5% hanya berlaku untuk peredaran bruto Rp500 juta.


Sektor Barang Konsumen Non-Primer

Pada perdagangan Rabu (09/02), indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup melemah 0,92% ke level 937,08. Pelemahan sektor ini dipimpin oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk. (LPIN) menyusut 6,98% ke Rp600, PT Trisula Textile Industries Tbk. (BELL) merosot 5,05% ke Rp94, dan PT Surya Permata Andalan Tbk. (NATO) jatuh 4,52% ke Rp740.

Sentimen negatif datang dari pemberlakuan PPKM level 3 di beberapa wilayah yang berpotensi menekan kinerja perusahaan tekstil. Jika status PPKM ini terus diberlakukan, kinerja kegiatan usaha di pusat perbelanjaan, pasar, atau grosir tekstil dikhawatirkan menurun.

Berdasarkan data BPS, industri tekstil dan pakaian masih mengalami kontraksi 4,08% sepanjang 2021, meski berhasil tumbuh 5,94% pada kuartal empat tahun lalu. Pasar tekstil juga memiliki tantangan lain pada tahun ini, seperti rencana kenaikan tarif dasar listrik.


Sektor Kesehatan

Pada perdagangan Rabu (09/02), indeks sektor kesehatan ditutup menguat 0,24% ke level 1.434,34. Penguatan sektor ini dipimpin saham PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang naik 3,30% ke Rp1.095, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) tumbuh 1,08% ke Rp935, dan PT Metro Healtchcare Indonesia Tbk. (CARE) meningkat 0,90% ke Rp560.

Kenaikan kinerja indeks sektor kesehatan ditopang saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang dibeli asing masing-masing sebesar Rp4,02 miliar dan Rp2,59 miliar.

Penguatan ini sejalan dengan kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia. Pada Rabu (09/02), kasus Covid-19 di tanah air bertambah 46.863 orang. Hal itu pun membuat permintaan obat-obatan dan vitamin serta tingkat okupansi rumah sakit pun kian meningkat.

 

Sektor Keuangan

Indeks sektor keuangan terpantau naik 0,56% ke level 1.620,41 pada perdagangan Rabu (09/02). Saham-saham yang menopang, antara lain PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) melejit 13,64% ke Rp625, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) menguat 3,97% ke Rp1.440, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 2,91% ke Rp7.950.

Kenaikan indeks sektor keuangan seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah sebesar 0,28% ke level Rp14.358 per dolar AS. Sentimen positif masih datang dari optimisme pemulihan ekonomi yang akan terus berlanjut pada 2022.

BPS mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 3,69% pada Selasa (08/02). Beberapa faktor pendorongnya adalah realisasi belanja negara, program pemulihan ekonomi negara (PEN), dan realisasi investasi dari penanaman modal dalam negeri maupun asing.


Sektor Properti & Real Estat

Pada perdagangan Rabu (09/02), indeks sektor properti dan real estat turun 0,33% ke level 731,98. Pelemahan ini dipimpin oleh saham PT Triniti Dinamik Tbk. (TRUE) yang anjlok 6,50% ke Rp115, PT Puri Global Sukses Tbk. (PURI) ambles 6,54% ke Rp400, dan PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO) turun 5,52% ke Rp855.

Pemulihan sektor properti dan real estat masih dihadapi oleh tantangan belum adanya peraturan daerah (perda) yang mengatur pemungutan retribusi penerbitan persetujuan bangunan gedung (PBG). Belum terbitnya perda itu berpotensi menjadi penghambat ketersediaan rumah hunian di Indonesia.

Hal itu pun akan berimbas kepada angka backlog perumahan yang semakin membengkak. Backlog perumahan adalah jumlah kekurangan yang dapat diraih dari selisih antara jumlah kebutuhan rumah dengan jumlah yang tersedia.


Sektor Teknologi

Kinerja sektor teknologi menyusut 0,19% ke level 8.250,46 pada perdagangan Rabu (09/02). Pemberat sektor ini, antara lain PT Limas Indonesia Makmur Tbk. (LMAS) tersungkur 6,76% ke Rp69, PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) melorot 4,41% ke Rp260, dan PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN) jatuh 3,66% ke Rp79.

Pelemahan IDX Technology tertekan oleh sentimen global, yakni sejumlah saham-saham teknologi AS tengah mengalami koreksi tajam. Aksi jual yang masif berimbas kepada penurunan tajam indeks Nasdaq Composite yang berisikan saham-saham teknologi dengan penurunan hampir 10% (ytd).

Kenaikan suku bunga acuan yang akan dilakukan The Fed mulai Maret 2022 turut menjadi kontributor pemberat sektor teknologi, baik di dalam negeri maupun global. Saham-saham teknologi cenderung dilepas begitu rencana kebijakan itu diumumkan.


Sektor Infrastruktur

Pergerakan indeks sektor infrastruktur terparkir di zona hijau setelah menguat 0,64% ke level 928,31 pada perdagangan Rabu (09/02). Beberapa saham yang terangkat, seperti PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) melesat 7,88% ke Rp178, PT Djasa Ubersakti Tbk. (PTDU) menguat 2,44% ke Rp168, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) tumbuh 2,20% ke Rp930.

Sejumlah aksi korporasi divestasi aset menjadi sentimen positif bagi subsektor konstruksi, karena potensi perolehan nilai kontrak baru akan lebih tinggi pada 2021. Salah satu divestasi aset dalam rangka recycling asset terbesar pada tahun ini berasal dari emiten PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Adapun, pemerintah melalui Indonesia Investment Authoritiy (INA) sudah mengantongi investasi dari Uni Emirat Arab senilai US$10 miliar. Ada pula investasi senilai Rp75 triliun dari sumber lain.


Sektor Transportasi & Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik menjadi jawara dengan kenaikan 4,01% ke level 1.894,54 pada perdagangan Rabu (09/02). Beberapa saham yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. (IATA) melonjak 34,19% ke Rp157, PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) melambung 24,45% ke Rp565, dan PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) tumbuh 6,05% ke Rp1.140.

Saham IATA menjadi salah satu top gainers di IHSG setelah dibeli asing hingga Rp482,45 juta. IATA pun berhasil melesat 34,19% pada Rabu (09/02). Selama sepekan lalu, saham IATA sudah tumbuh 109,33%.

Kenaikan ini ditopang oleh rencana aksi korporasi IATA yang akan mengakuisisi saham PT Bhakti Coal Resources (BRC) dari PT MNC Investama Tbk. (BHIT) sebesar 99,33% saham atau setara Rp2 triliun. Aksi ini akan dibahas di RUPSLB pada 10 Februari 2022.

(Baca: Sektor Transportasi Paling Bertenaga, IHSG Cetak Rekor Baru Lagi)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags