Hampir Seluruh Sektor Tertekan, IHSG Terkoreksi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah dan kembali meninggalkan rekor tertingginya pada perdagangan Jumat (25/03). Mayoritas atau 10 sektor melemah dan hanya satu sektor menguat.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

25 Mar 2022 - 23.20

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,67% atau 47,15 poin menuju level 7.002,53 pada perdagangan Jumat (25/03). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di level terendah 6.978,4 hingga tertinggi 7.055,34.

Sepuluh sektor melemah dipimpin oleh infrastruktur yang anjlok 1,64% ke 972,65. Sementara, hanya sektor transportasi dan logistik yang naik 0,88% ke 1.873,54.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian ditutup melemah 0,73% atau 8,44 poin ke level 1.140,94 pada penutupan perdagangan Jumat (25/03). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 1.135,73 hingga 1.154,99.

Saham-saham yang ikut menekan indeks sektor perindustrian, antar lain PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) melemah 0,79% atau 2 poin ke level 250, PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK) melemah 1,59% atau 1 poin ke level 62, dan PT Astra International Tbk. (ASII) terkoreksi 2,66% atau 175 poin ke level 6.400.

Meskipun harga saham melemah, ASII menjadi salah satu emiten yang ikut menjadi incaran investor asing dengan mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp108,1 miliar. Emiten otomotif Astra International diketahui tengah menantikan penerapan pajak barang mewah (PPnBM) untuk mendorong kinerja penjualan mobil pada tahun ini. 

Hingga Februari 2022 penjualan mobil dari grup Astra tercatat mencapai 43.023 unit, Jumlah itu naik 62,33% dibandingkan pada Februari 2021 yang sebanyak 26.502 unit. 

Pada perkembangan lainnya, pelaku industri manufaktur juga sedang menantikan kebijakan gas bumi satu harga untuk seluruh sektor. Hal tersebut demi menaikkan daya saing produk domestik dan memacu investasi.


Sektor Barang Konsumen Primer

Indeks barang konsumen primer turun tajam 1,06% atau 6,84 poin dan bertengger di level 639,55 pada penutupan perdagangan Jumat (25/03). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 638,22 hingga 646,93.

Saham-saham yang ikut memberatkan indeks sektor barang konsumen primer, antara lain PT Gozco Plantations Tbk. (GZCO) turun 2,5% atau 4 poin ke level 156, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) melemah 2,15% atau 20 poin ke level 210, dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) merosot 2,11% atau 30 poin ke level 1.390.

HMSP baru saja merilis laporan keuangan periode 2021. Laba bersih perseroan tercatat turun 16,83% menjadi Rp7,13 triliun pada 2021. Penurunan itu melanjutkan penyusutan laba bersih yang terjadi pada 2020 sebesar 37,46%. 

Dari sisi penjualan bersih HMSP tercatat naik 6,98% menjadi Rp98,87 triliun sepanjang tahun lalu. Meskipun meningkat, pencapaian tersebut belum kembali seperti masa prapandemi yang tercatat sekitar Rp106 triliun pada 2018 dan 2019.

Penjualan bersih HMSP pada tahun lalu salah satunya ditopang oleh penjualan ekspor Rp154,03 miliar. Selain itu, penjualan lokal sigaret kretek mesin tercatat Rp65,24 triliun; sigaret kretek tangan Rp22,87 triliun, sigaret putih mesin Rp9,42 triliun, sigaret putih tangan Rp544,89 miliar; dan lainnya Rp627,92 miliar.


Sektor Properti & Real Estat

Indeks sektor properti dan real estat ikut memberatkan laju IHSG dengan melemah 1,01% atau 7,47 poin ke level 735,56 pada penutupan perdagangan Jumat (25/03). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 734,53 hingga 746,84.

Sejumlah saham yang menghambat laju indeks sektor properti dan real estat, antara lain PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) terkoreksi 3,3% atau 3 poin ke level 88, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) melemah 2,91% atau 15 poin ke level 500, dan PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP) turun 1,06% atau 1 poin ke level 93.

Dari dalam negeri, pertumbuhan sektor properti diyakini masih cukup positif. Salah satunya bisa terlihat dari data Bank Indonesia (BI) terkait penyaluran kredit untuk sektor properti yang mengalami kenaikan 5,9% secara tahunan menjadi Rp1.124 triliun pada Februari 2022.

Berdasarkan data bank sentral tersebut diketahui bahwa penyaluran kredit properti tumbuh di semua sektor, baik KPR/KPA, kredit konstruksi, maupun kredit real estat. Pertumbuhan kredit KPR/KPA naik dari 10% menjadi 10,2%, 

kredit konstruksi meningkat dari 0,6% menjadi 1,2%. Adapun, kenaikan kredit real estat mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,1% dari sebelumnya 1,9%.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi ikut menjadi penekan IHSG dengan turun 1,17% atau 96,2 poin ke level 8.116,22 pada penutupan perdagangan Jumat (25/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 8.072,80 hingga 8.255,25.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan indeks sektor teknologi, antara lain PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN) melemah 3,03% atau 2 poin ke level 64, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) merosot 6,67% atau 22 poin ke level 308, dan PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) turun 1,45% atau 10 poin ke level 680.

Saham MTDL berbalik melemah pada perdagangan terakhir pekan ini setelah ditutup naik 0,73% kemarin. Meski demikian, emiten distributor hardware dan software teknologi tersebut menyatakan optimistis bisnisnya masih memiliki prospek yang cerah. 

Dalam tiga bulan terakhir, MTDL juga mengumumkan telah mendapatkan 10 mitra global. MTDL melalui kedua unit bisnisnya, yaitu Bisnis Distribusi Digital dan Bisnis Solusi & Konsultasi Digital terus menambah produk dan solusi TIK bersama mitra-mitra global dalam rangka mempercepat transformasi digital.


Sektor Infrastruktur

Indeks sektor infrastruktur paling tertekan di antara indeks sektoral dengan anjlok 1,64% atau 16,26 poin ke level 972,65 pada penutupan perdagangan Jumat (25/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 969,49 hingga 991,96.

Sejumlah saham yang ikut menekan pergerakan indeks sektor infrastruktur, antara lain PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) terkoreksi 3,72% atau 110 poin ke level 2.850, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) melemah 4,23% atau 3 poin ke level 68, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menurun 0,88% atau 40 poin ke level 4.520.

Saham TBIG terkoreksi setelah kemarin ditutup naik 2,07%. Emiten menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. baru saja merilis laporan keuangan periode 2021. 

Perseroan mencatatkan pendapatan senilai Rp6,18 triliun, tumbuh 15,99% secara tahunan (yoy). Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga melonjak 53,42% (yoy) menjadi Rp1,54 triliun.

Manajemen TBIG menyebutkan perseroan memiliki 39.088 penyewaan dan 20.578 site telekomunikasi hingga akhir Desember 2021. Situs telekomunikasi milik perseroan terdiri atas 20.466 menara telekomunikasi dan 112 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan menara telekomunikasi sebanyak 38.976, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan tercatat 1,90.


Sektor Transportasi & Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik menjadi satu-satunya indeks sektoral yang bergerak di zona hijau dengan ditutup naik 0,88% atau 16,25 poin ke level 1.873,54 pada penutupan perdagangan Jumat (25/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.826,51 hingga 1.887,45.

Sejumlah saham yang ikut menopang pergerakan indeks sektor transportasi dan logistik, antara lain PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) menguat 3,23% atau 6 poin ke level 192, PT Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU) melesat 23,44% atau 15 poin ke level 79, dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) menguat 18,75% atau 120 poin ke level 760.

Dari dalam negeri, pemerintah telah memberi sinyal mengizinkan masyarakat untuk mudik pada tahun ini, tetapi dengan syarat telah melakukan vaksin booster. Hal tersebut diperkirakan mendongkrak mobilitas masyarakat dan membawa berkah kepada sektor transportasi. 

Namun demikian, Kementerian Perhubungan menyatakan akan segera berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait syarat teknis perjalanan selama Idulfitri 2022.

(Baca: Didorong Transportasi, IHSG Catat Kinerja Positif dalam Sepekan)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags