IHSG Bertahan di Zona Hijau, Sektor Energi Beri Dorongan

Pada perdagangan Selasa (6/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis yakni sebesar 0,02% atau 1,27 poin ke level 7.233,16.

Dyah Ayu Kartika

6 Sep 2022 - 17.00

Data

Pada perdagangan Selasa (6/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis yakni sebesar 0,02% atau 1,27 poin ke level 7.233,16. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di zona hijau pada rentang harian 7.230,79 hingga level 7.287,7. 

Penguatan IHSG ditopang oleh sektor energi yang menanjak paling signifikan hingga 2,91%, disusul sektor properti yang juga melejit 1,45%. Pada penutupan perdagangan, tercatat ada 273 saham menguat.

Sementara itu sebanyak 272 saham melemah dan 161 saham lainnya stagnan alias tidak mencatatkan adanya perubahan. Kapitalisasi pasar berada di angka Rp9.471,4 triliun dan volume saham yang ditransaksikan sebanyak 36,75 miliar lembar saham dengan nilai Rp15,48 triliun.

Saham-saham sektor energi yang membawa IHSG melaju di zona hijau antara lain saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang naik 9,64% atau 19 poin ke level 216. Saham BUMI juga menjadi yang paling banyak diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp1,88 triliun dan volume perdagangan mencapai 9,1 miliar lembar saham. 

Selanjutnya, ada juga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang menguat 7,97% atau 145 poin ke harga 1.965 dengan nilai perdagangan mencapai Rp619,49 miliar bersama dengan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang naik 0,25% ke 4.040 yang diperdagangkan senilai Rp443,7 miliar.

Saham-saham lainnya yang ramai diperdagangkan di antaranya BBRI dengan nilai Rp866,56 miliar, BBCA sebesar Rp556,53 miliar, BIPI dengan nilai transaksi Rp303,9 miliar, BMRI sebesar Rp290,14 miliar, dan TLKM mencapai Rp282,65 miliar.

Kenaikan tipis yang diraih IHSG terjadi di tengah bayang-bayang sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Terlebih, sejak pagi ini ribuan massa aksi terlihat tiba di gedung DPR melakukan demo terkait penolakan kenaikan harga BBM.

Pada Sabtu (3/9), pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Rp10.000 per liter, solar subsidi menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax non subsidi menjadi Rp14.500 per liter.

Namun sentimen negatif dari dalam negeri masih tersamarkan pasca harga batu bara mencatatkan rekor baru pada perdagangan Senin (5/9), di mana harga batu bara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup pada harga US$463,75 per ton. Harga tersebut melesat 5,18% dibandingkan dengan perdagangan pada akhir pekan lalu, Jumat (2/9). 

(Baca: Lima Sektor Bawa IHSG Tembus Level 7.200)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags