IHSG Menguat, Asing Lego Saham ASII & BBRI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,13% atau 8,61 poin ke level 6.547,12 pada akhir perdagangan Senin (6/12). Meski demikian, investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp210,24 miliar.

Dyah Ayu Kartika

6 Des 2021 - 17.36

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,13% atau 8,61 poin ke level 6.547,12 pada akhir perdagangan Senin (6/12). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam rentang 6.525,99 hingga 6.585,26. 

Sebanyak 214 saham menguat, 301 saham melemah, dan 151 saham stagnan.  Kapitalisasi pasar bursa mendarat di level Rp8.169,44 triliun dengan 21,56 miliar unit saham diperdagangkan sepanjang hari. 

Indeks sektor energi menanjak paling tinggi sebesar 0,94%. Posisinya diikuti sektor infrastruktur yang juga naik 0,67%.

Meski indeks komposit menguat, investor asing terpantau masih membukukan aksi jual bersih atau net sell di seluruh pasar senilai Rp210,24 miliar. Saham PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi yang paling banyak dilego oleh investor asing mencapai Rp92,53 miliar. 

Setelahnya ada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang diobral asing sebesar Rp64,49 miliar. Kemudian, asing juga menjual saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sebesar Rp38,38 miliar. 

Di sisi lain, aksi beli bersih investor asing terjadi pada saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) hingga Rp143,19 miliar. Saham CMRY melesat 10,71% atau 330 poin ke level 3.410. Selain itu, asing melakukan beli bersih terhadap saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) sebanyak Rp50,84 miliar.

Kabar perkembangan varian Covid-19 teranyar Omicron masih membayangi pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Terlebih lagi kasus infeksi Omicron telah ditemukan di kawasan Asia Tenggara.

Dari dalam negeri, terdapat beberapa perubahan pada mekanisme perdagangan saham di bursa dalam negeri mulai Senin (6/12). Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembaharuan dengan menambahkan beberapa fitur sepanjang perdagangan berlangsung.

Beberapa fitur tersebut meliputi pengaturan mekanisme perdagangan saat pre-opening dan pre-closing dengan fitur indicative equilibrium price (IEP), indicative equilibrium volume (IEV) dan random closing. Mekanisme tersebut bertujuan mendorong pembentukan harga lebih wajar dan meminimalisasi aksi cornering menjelang penutupan bursa.

Selain itu, bursa menghapus kode broker pada running trade saat perdagangan berlangsung. Alhasil investor tidak dapat melihat siapa saja anggota bursa yang mentransaksikan saham.

(Baca: Pekan Pertama Desember 2021, IHSG Tertekan Omicron)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags