IHSG Menguat ke 7.254,46, Saham BUMI Paling Aktif

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup parkir di zona hijau pada perdagangan Senin (12/9). IHSG terpantau menguat 0,16% atau 11,81 poin ke level 7.254,46.

Dyah Ayu Kartika

12 Sep 2022 - 17.00

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau pada akhir perdagangan Senin (12/9). IHSG terpantau menguat 0,16% atau 11,81 poin ke level 7.254,46. Sepanjang perdagangan hari ini IHSG berfluktuasi pada rentang harian terendah 7.218,46 dan tertinggi di level 7.276,42. 

Sektor energi dan sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing 1,81% dan 1,5%. Pada penutupan perdagangan sore ini, tercatat 304 saham menguat, 241 saham melemah, dan 159 saham stagnan alias tidak mencatatkan adanya perubahan. Kapitalisasi pasar naik ke Rp9.507,15 triliun dan volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 32,28 miliar saham dengan nilai transaksi Rp13,46 triliun.

Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) masih menjadi yang paling banyak diperdagangkan dengan total 7,02 miliar lembar saham dengan nilai Rp1,4 triliun. Harga sahamnya pun rebound 9,38% atau 18 poin ke level 210.

Selain itu, saham MDKA, BMRI, BBRI dan BBCA juga masuk jajaran saham yang paling banyak diperdagangkan dengan nilai transaksi masing-masing mencapai Rp635,68 miliar, Rp505,93 miliar, Rp449,34 miliar dan Rp438,71 miliar.  Adapun, tiga saham big caps memimpin penguatan IHSG yakni ASII, TPIA, dan BMRI yang masing-masing tumbuh 2,95%, 1,15%, dan 1,1%.

Laju IHSG mendapatkan katalis positif dari indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menguat pada perdagangan Jumat (9/9) pekan lalu. Terpantau Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 1,19%, S&P 500 melonjak 1,53% dan Nasdaq Composite melesat 2,11%. 

Pasar saham masih dibayangi oleh potensi kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed sebanyak 75 basis poin (bps) pasca Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya berkomitmen untuk meredam inflasi. Namun, pasar masih menantikan rilis data inflasi AS pada pekan ini.

Dari dalam negeri, para pelaku pasar tampak masih mencermati dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi terhadap ekonomi Indonesia. Adapun Bank Indonesia (BI) memprediksi kenaikan harga BBM subsidi akan mendongkrak inflasi sebesar 0,77% pada September 2022. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu kedua September, bensin menjadi komoditas penyumbang inflasi sebesar 0,66% secara bulanan (month-to-month/mtm). 

(Baca: Ditopang Sentimen Domestik, IHSG Menghijau dalam Sepekan)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags