IHSG Rebound 0,34%, Sektor Energi Paling Bertenaga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bertengger di zona hijau pada perdagangan Jumat (2/9). IHSG terpantau menghijau 0,34% atau 24,08 poin ke level 7.177,18.

Dyah Ayu Kartika

2 Sep 2022 - 17.30

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan bertengger di zona hijau pada perdagangan Jumat (2/9). IHSG terpantau menghijau 0,34% atau 24,08 poin ke level 7.177,18. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di rentang harian dari 7.146,81 hingga ke level 7.207,62.

Sektor energi berada di posisi puncak penguatan dengan kenaikan 1,21% dan juga sektor barang baku yang turut terkerek 0,9%. Tercatat, 230 saham menguat, 279 saham melemah, dan 187 saham lainnya bergerak stagnan. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.409,19 triliun, volume saham yang diperdagangkan sebanyak 31,69 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp13,71 triliun. 

Bersamaan dengan menguatnya IHSG, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya mencapai Rp 1,82 triliun. Tercatat saham BUMI ditutup melonjak 5,33% ke posisi 178. Diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) di posisi kedua dengan nilai transaksi yang mencapai Rp835,55 miliar dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang sebesar Rp502,42 miliar. Saham BBRI juga melesat 1,37% ke 4.450  dan saham BBCA naik 0,92% menjadi 8.225.

Cerahnya IHSG terjadi di tengah bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup variatif pada perdagangan Kamis (1/9) lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,46% dan indeks S&P 500 terapresiasi 0,3%. Namun Indeks Nasdaq Composite masih terkoreksi 0,26%.

Pelaku masih belum lepas dari sentimen spekulasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan tetap agresif menaikkan suku bunga acuan, meski akan berujung resesi di AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan komitmennya untuk membawa inflasi turun ke 2%. Pada bulan ini, The Fed akan kembali mengadakan rapat untuk memutuskan kebijakan moneternya. Pelaku pasar meyakini The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) lagi pada September ini.

Sementara dari dalam negeri, pasar juga masih merespons rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus yang melandai atau mencatatkan deflasi sebesar 0,21% (month-to-month/mtm). Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy), pada Agustus 2022 masih terjadi inflasi tinggi yakni 4,69%. Inflasi tahunan pada Agustus 2022 tersebut masih yang tertinggi sejak November 2015 yang sebesar 4,89% (yoy).

(Baca: BPS: Indonesia Alami Deflasi 0,21% pada Agustus 2022)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags