Indeks Bisnis-27 Catat Kinerja Apik Sepanjang Maret 2022

Sepanjang Maret 2022, Indeks Bisnis-27 menunjukkan tren ciamik lantaran melesat hingga 4,42% secara bulanan. Kenaikan Indeks Bisnis-27 pun terpantau menggungguli IHSG.

Dyah Ayu Kartika

31 Mar 2022 - 18.12

Data

Indeks Bisnis-27 menunjukkan tren harga penutupan yang ciamik sepanjang Maret 2022. Kenaikan Indeks Bisnis-27 dalam sebulan terakhir pun menggungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tercatat Indeks Bisnis-27 melesat 4,42% secara bulanan (month-to-month/m-to-m) ke posisi 544,17. Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), Indeks Bisnis-27 telah terapresiasi sebesar 11%. 

Namun, Indeks Bisnis-27 harus melemah 0,14% atau 0,79 poin pada perdagangan Kamis (31/3) dibandingkan sehari sebelumnya. Indeks hasil kerja sama harian Bisnis Indonesia dengan Bursa Efek Indonesia tersebut pun terparkir di posisi 568,22.

Sementara, IHSG yang menjadi acuan membukukan kenaikan 2,66% dari akhir bulan lalu di level 6.888,17. IHSG pun telah melejit 7,44% sepanjang tahun ini. 

Pada perdagangan akhir Maret Kamis (31/3), IHSG kembali parkir di posisi penutupan tertinggi sepanjang masa sebesar 7.071,44. Hal tersebut setelah IHSG naik 0,26% atau 18,25 poin dari hari sebelumnya. 

Tren penguatan Indeks Bisnis-27 selama Maret 2022 juga terpantau mengungguli Indeks LQ-45 yang hanya menguat 3,80% (mtm) dan 9,83% (ytd). Indeks Bisnis-27 pun melampaui kenaikan IDX-30 sebesar 3,49% (mtm) dan 9,86% (ytd). 

Moncernya Indeks Bisnis-27 disokong oleh saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang meroket 39,45% (mtm) dari posisi 1.090 menuju 1.520. Saham AMRT tercatat diborong asing selama sebulan dengan net buy Rp270,9 miliar di seluruh pasar. 

Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mengekor dengan penguatan 18,36% (m-to-m) menuju level 2.450. Kemudian, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 17,05% ke posisi 4.530.

Sebaliknya, jajaran top losers dipimpin oleh saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang melemah 13,53% (m-to-m) menuju level 7.350. Saham ICBP pun ramai dilego asing dengan net sell mencapai Rp200,2 miliar. 

Menyusul saham PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) yang turun 7,64% ke harga 6.650. Ada pula saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dengan koreksi 5,04% menjadi 5.650.

Sepanjang Maret 2022, pelaku pasar mencermati beragam sentimen. Dari dalam negeri, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia masih di zona ekspansif per Februari 2022, meski turun 4,66% ke 51,2 poin. 

IHS Markit menjelaskan,  rendahnya PMI manufaktur pada Februari 2022 disebabkan oleh kenaikan yang lebih minim dari pekerjaan baru dan produksi imbas lonjakan kasus Covid-19. Hal itu lantas berdampak kepada kepercayaan bisnis yang turun ke posisi terendah dalam 21 bulan.

Lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data indeks harga konsumen (IHK) yang mengalami deflasi secara bulanan (m-to-m) sebesar 0,02% pada Februari 2022. Sepanjang tahun ini (year to date/ytd), Indonesia masih mengalami inflasi sebesar 0,54%. Sementara, tingkat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,06%. 

Deflasi pada Februari 2022 dipicu adanya penurunan harga yang ditunjukkan turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Salah satunya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki tingkat deflasi 0,84% (m-to-m) dengan andil 0,22%.

BPS juga merilis data neraca perdagangan Indonesia yang surplus US$3,82 miliar pada bulan lalu. Surplus itu terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,73 miliar. Sementara, neraca perdagangan sektor migas masih defisit US$1,91 miliar.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2022 tercatat sebesar US$141,4 miliar. Jumlah itu meningkat 0,07% dibandingkan pada akhir Januari 2022 yang sebesar US$141,3 miliar. 

Tumbuhnya posisi cadangan devisa pada Februari 2022 dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Hal itu pun didukung oleh penerimaan pajak dan jasa.

Selain itu, pasar mendapat sentimen dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%. Bank sentral juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 2,75% dan lending facility 4,25%.

Pasar dalam negeri pun mendapat katalis positif terkait kebijakan pemerintah yang mengizinkan mudik tahun ini, seiring membaiknya situasi Covid-19. Kebijakan tersebut diyakini mendorong mobilitas dan berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat.

Sementara itu, sentimen dari Amerika Serikat (AS) adalah inflasi sebesar 7,9% (yoy) pada Februari 2022, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Angka tersebut pun melampaui ekspektasi pasar yang sebesar 7,8%. 

Secara bulanan, inflasi AS tercatat 0,8%. Nilai tersebut lebih tinggi dari estimasi yang sebesar 0,7%. 

Pelaku pasar cukup khawatir bahwa ekonomi AS akan kembali ke periode 1970-an. Kala itu, AS berada dalam salah satu periode ekonomi terburuknya akibat mengalami stagflasi.

Lebih lanjut, The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25%-0,5%. Pasar meyakini Gubernur The Fed Jerome Powell bakal agresif mengerek Federal Funds Rate sepanjang 2022. 

Powell menyampaikan bahwa pihaknya melihat kondisi inflasi AS masih cenderung akan meningkat. Alhasil, kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dibandingkan 25 basis poin masih diperlukan. 

Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi bisa terkendali. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga di Negeri Paman Sam mencapai 50 basis poin.

Sentimen lain yang membayangi pasar sepanjang Maret 2022 masih terkait perkembangan konflik geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina. Dikabarkan kedua belah pihak tengah melakukan pembicaraan rencana damai di Turki. 

(Baca: Meski Indeks Bisnis-27 Terkoreksi, Saham AMRT Masih Perkasa)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags