Indeks Sektoral : Enam Sektor Terpuruk, IHSG Melemah Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (20/2). Indeks komposit terbebani oleh enam sektor.

Haratwadi Handoko

20 Feb 2023 - 18.00

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,02% atau 1 poin menuju posisi 6.894,72. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian dari level 6.863,67 hingga level 6.910,51.

Indeks komposit terbebani oleh enam sektor. Sektor teknologi memimpin pelemahan dengan 1,49% ke level 5.529,68. Posisinya diikuti sektor perindustrian yang juga melemah 0,82% ke level 1.145,75. Sedangkan lima sektor lainnya mencatatkan kenaikan. Sektor infrastruktur memimpin penguatan dengan 1,15% ke level 875,17.

Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian berakhir di zona merah dengan ditutup terkoreksi 0,82% atau 9,43 poin ke level 1.145,75 pada akhir perdagangan Senin (20/2). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 1.140,26-1.157,94.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan sektor perindustrian antara lain PT Multipolar Tbk. (MLPL) jatuh 4,55% atau 5 poin ke level 105, lalu PT Astra International Tbk. (ASII) terkoreksi 1,32% atau 75 poin ke level 5.600, dan PT Dosni Roha Indonesia Tbk. (ZBRA) turun 0,95% atau 5 poin ke level 520.

PT Astra International Tbk. (ASII) menyebut penjualan kendaraan bermotor roda empat diprediksi tidak banyak berubah alias stagnan pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu. Hal ini terjadi lantaran kondisi ekonomi global yang tak menentu. Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti menyebut penjualan kendaraan roda empat tahun ini akan relatif sama dengan 2022. Hal ini karena kondisi ekonomi dan suplai global yang masih belum pasti.

Meski demikian, ASII masih belum membeberkan target penjualan kendaraan bermotor roda empatnya pada tahun ini. Menurut Tira target penjualan kendaraan bermotor perseroan akan dicermati dari waktu ke waktu. Dia berharap perbaikan situasi pasca-pandemi Covid-19 dapat terus berlanjut di Indonesia. Alhasil, hal ini dapat menjadi katalis positif bagi sektor otomotif.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi menjadi indeks sektoral yang paling tertekan, ditutup jatuh 1,49% atau 83,77 poin ke level 5.529,68 pada akhir perdagangan Senin (20/2). Indeks terjatuh setelah bergerak di rentang 5.502,59-5.659,29.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor teknologi antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun 2,40% atau 3 poin ke level 122, lalu PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) jatuh 2,22% atau 6 poin ke level 264, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melemah 1,86% atau 20 poin ke level 1.055.

Badai perusahaan teknologi masih berlanjut di awal 2023. Beberapa raksasa teknologi di dunia sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya hingga Februari 2023. Berdasarkan data dari Layoff.fyi, Jumat (17/2) pada Februari 2023 saja, PHK di industri teknologi sudah mencapai 17.400 karyawan.

Beberapa perusahaan yang melakukan PHK merupakan raksasa teknologi seperti Yahoo, Google, Dell, Pinterest dan Meta. Memasuki bulan kedua di tahun ini, sudah terjadi 367 kasus PHK yang berdampak pada 107.930 karyawan, artinya pada awal tahun 2023 hampir 100.000 karyawan terkena pemangkasan.

Sebelumnya, Chief executive officer (CEO), Google Sundar Pichai, mengatakan alasan perusahaan melakukan PHK. Sundar menuturkan, langkah tersebut terpaksa dilakukan karena pertumbuhan perusahaan melambat. Sundar Pichai mengaku telah berkonsultasi dengan pendiri dan dewan perusahaan dalam membuat keputusan pemotongan 6% dari total jumlah karyawan.


Sektor Infrastruktur

Indeks sektor infrastruktur menjadi indeks sektoral yang paling kuat dengan naik 1,15% atau 9,96 poin ke level 875,17 pada akhir perdagangan Senin (20/2). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 865,21-877,75.

Sejumlah saham yang ikut mendorong sektor infrastruktur antara lain PT Sumber Mas Konstruksi Tbk. (SMKM) menguat 10,00% atau 65 poin ke level 715, lalu PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) naik 7,01% atau 22 poin ke level 336, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) terapresiasi 1,28% atau 6 poin ke level 474.

Emiten BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menargetkan pertumbuhan kontrak baru mencapai 10% - 15% pada 2023, atau menjadi sekitar Rp27,25 triliun. Pada 2022, ADHI mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp23,7 triliun, melonjak 57% dari Rp15,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

SVP Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto mengatakan ADHI menetapkan target kontrak baru tumbuh sekitar 10% sampai 15% pada 2023. Dengan demikian, ADHI menargetkan kontrak baru senilai Rp27,25 triliun atau naik sekitar Rp3,55 triliun dari capaian 2022. Perolehan kontrak tersebut ditargetkan berasal dari proyek pembangunan infrastruktur jalan tol, pengelolaan air dan limbah, serta proyek infrastruktur lainnya.

(Baca: IHSG Melemah Tipis, Saham GOTO Terkoreksi (20 Februari 2023))

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags