Indeks Sektoral : Tujuh Sektor Melemah, IHSG Tetap di Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (16/2). Indeks komposit terbebani oleh tujuh sektor.

Haratwadi Handoko

16 Feb 2023 - 18.41

Data

IHSG ditutup melemah 0,27% atau 18,87 poin ke level 6.895,66. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada rentang harian 6.875,3 hingga 6.933,28.

Indeks komposit terbebani oleh tujuh sektor. Sektor kesehatan tertekan paling dalam sebesar 0,73% ke level 1.605,39. Posisinya diikuti sektor teknologi energi yang juga melemah 0,54% ke level 2.098,14. 

Sedangkan empat sektor lainnya mencatatkan kenaikan. Sektor teknologi memimpin penguatan dengan 1,04% ke level 5.585,84.

Sektor Energi

Indeks sektor energi berakhir di zona merah dengan ditutup terkoreksi 0,54% atau 11,47 poin ke level 2.098,14 pada akhir perdagangan Kamis (16/2). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 2.092,25-2.125,19.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan sektor energi antara lain PT Harum Energy Tbk. (HRUM) jatuh 2,13% atau 35 poin ke level 1.605, lalu PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) terkoreksi 1,02% atau 30 poin ke level 2.920, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) turun 0,07% atau 25 poin ke level 35.400.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Februari 2023 di angka US$277,05 per ton atau turun 9,2% dari harga acuan bulan sebelumnya di level US$305,21 per ton. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, turunnya HBA bulan ini disebabkan karena turunnya permintaan dari benua Eropa.

Selain itu, kata Agung, kondisi pasokan gas Eropa turut ambil bagian mengoreksi besaran HBA saat ini. Di sisi lain, kata dia, terjadi pelemahan harga gas alam yang belakangan ikut mengoreksi harga pembentuk HBA tersebut bulan ini.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yaitu pasokan dan permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun terminal pengangkutan. Sementara faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.


Sektor Kesehatan

Indeks sektor kesehatan menjadi indeks sektoral yang paling tertekan, ditutup jatuh 0,73% atau 11,73 poin ke level 1.605,39 pada akhir perdagangan Kamis (16/2). Indeks terjatuh setelah bergerak di rentang 1.602,35-1.618,43.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor kesehatan antara lain PT Merck Tbk. (MERK) turun 2,25% atau 110 poin ke level 4.780, lalu PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) jatuh 0,87% atau 20 poin ke level 2.290, dan PT Phapros Tbk. (PEHA) melemah 0,71% atau 5 poin ke level 695.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan enam perusahaan farmasi yang memroduksi obat sirop dengan kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi ambang batas aman. Keenam perusahaan tersebut antara lain adalah PT Yarindo Farmatama, PT Afi Farma, PT Universal Pharmaceutical Industries, PT Ciubros Farma, PT Samco Farma, dan PT Rama Emerald Multi Sukses.

Penyelewengan yang telah dilakukan oleh keenam industri farmasi itu pun kemudian berakhir pada pemberian sanksi administratif berupa pencabutan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan pencabutan izin edar obat sirop yang diproduksi. Selanjutnya, BPOM juga melakukan penyidikan terhadap industri farmasi yang diduga telah melakukan tindak pidana tersebut. Jika ditemukan unsur kejahatan ataupun kesengajaan, maka industri farmasi yang bersangkutan akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Tak berhenti disitu, BPOM mengungkapkan bahwa pihaknya telah menghentikan produksi obat yang dijalankan oleh keenam industri farmasi tersebut. Selain itu, BPOM juga meminta keenamnya untuk memusnahkan seluruh produk obat sirop dengan kandungan EG/DEG yang melampaui ambang batas aman. Untuk diketahui, cemaran EG/DEG dalam obat-obatan sirop sebelumnya telah disimpulkan sebagai penyebab dari maraknya temuan kasus gagal ginjal akut di Indonesia.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi menjadi indeks sektoral yang paling kuat dengan naik 1,04% atau 57,44 poin ke level 5.585,84 pada akhir perdagangan Kamis (16/2). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 5.525,17-5.619,28.

Sejumlah saham yang ikut menopang sektor teknologi antara lain PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) terapresiasi 6,12% atau 6 poin ke level 104, lalu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) naik 2,54% atau 3 poin ke level 121, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) menguat 1,40% atau 15 poin ke level 1.085.

Startup logistik Deliveree mencatatkan kinerja bisnis positif pada awal 2023 seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna. Country Manager Deliveree Apoorvaa Agarwal mengatakan perusahaan mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis pada awal 2023. Deliveree membukukan pertumbuhan sebesar 60% pada Januari 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Agarwal menjelaskan, pertumbuhan bisnis Deliveree pada awal 2023 tidak berasal dari pelanggan bisnis yang berkembang. Menurutnya, banyak pelaku bisnis yang berpindah menggunakan layanan Deliveree untuk menghemat biaya.

Di sisi lain, Agarwal memprediksi bisnis logistik pada tahun ini akan cenderung mengalami perlambatan dibandingkan dengan 2022. Hal tersebut seiring dengan adanya kekhawatiran ekonomi global dan domestik. Menurutnya, kondisi ekonomi yang memburuk akan berdampak negatif pada konsumsi masyarakat. Hal ini akan berimbas pada menurunnya jumlah barang yang dikonsumsi dan lebih sedikit logistik dan angkutan truk yang dibutuhkan. Dia melanjutkan, ketidakpastian ini juga akan memicu perusahaan dan enggan untuk berinvestasi dan membangun persediaan.

(Baca: IHSG Turun Lagi di Tengah Rilis Suku Bunga BI (16 Februari 2023))

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags