Sektor Infrastruktur Katrol IHSG Capai Rekor Tertinggi Lagi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup naik ke rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (18/2). Sektor infrastruktur menanjak paling tinggi mencapai 2,37%.

Dyah Ayu Kartika

18 Feb 2022 - 17.45

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup naik ke rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (18/2). Hal tersebut seiring dengan masuknya investor asing, naiknya harga komoditas, serta surplus transaksi berjalan. 

IHSG ditutup naik 0,84% atau 57,7 poin menuju level 6.892,82. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 6.812,36 hingga 6.899,41. 

Sebanyak 295 saham menguat, 225 saham melemah, dan 170 saham lainnya ditutup stagnan. Total transaksi pada penutupan mencapai Rp12,07 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp8.727,08 triliun. 

Sektor infrastruktur menanjak paling tinggi mencapai 2,37%. Posisinya diikuti oleh sektor teknologi yang meningkat 1,90%. Sementara, sektor transportasi dan logistik masih bertahan di zona merah dengan penurunan terdalam sebesar 1,04%.

Investor asing cenderung masuk dengan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp799,42 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menjadi yang paling banyak diburu asing dengan net buy sebesar Rp107,25 miliar. 

Posisinya diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai beli bersih Rp101,02 miliar. Kemudian, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) masing-masing dikoleksi asing sebesar Rp82,09 miliar dan Rp66,74 miliar.

Sementara itu, saham yang paling banyak dijual asing adalah PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) dengan nilai jual bersih (net sell) sebesar Rp29,77 miliar. Setelahnya ada saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dengan net sell sebesar Rp22,69 miliar.

IHSG terdongkrak oleh sentimen dari sektor komoditas, khususnya CPO yang kenaikannya terus berlanjut. Kenaikan harga CPO yang dibarengi dengan keterbatasan pasokan dan penurunan pajak impor oleh India lantas mengangkat saham-saham di sektor tersebut.

Di sisi lain, konflik antara Rusia dan Ukraina diproyeksi pasar akan memengaruhi arus perdagangan, khususnya rantai pasok komoditas. Hal itu pun akan membuat harga-harga komoditas semakin meroket dan menguntungkan Indonesia sebagai sebagai salah satu produsen terbesar di dunia.

Dari dalam negeri, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) terpantau tetap baik pada kuartal IV/2021, sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI mencatat defisit rendah sebesar US$0,8 miliar pada kuartal IV/2021.

Perkembangan itu ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah defisit transaksi modal dan finansial. Secara rinci, transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar US$1,4 miliar atau 0,4% dari PDB. Sementara, transaksi modal dan finansial defisit US$2,4 miliar atau 0,7% dari PDB.

(Baca: Meski Marak Aksi Beli Asing, IHSG Tertahan di Zona Merah)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags