Sektor Perindustrian Pimpin Penguatan IHSG Awal Pekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat hampir mencetak level tertinggi barunya pada awal pekan, Senin (28/03). Indeks komposit disokong oleh sektor perindustrian yang menguat 1,85%.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

28 Mar 2022 - 21.42

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,67% atau 47,07 poin ke level 7.049,60 pada perdagangan Senin (28/03). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 6.987,22 hingga level 7.051,54.

Sebanyak sembilan indeks sektoral terpantau menguat dipimpin sektor perindustrian yang naik 1,85%. Sementara itu, dua indeks sektoral melemah, yakni sektor kesehatan turun 0,97% dan sektor transportasi dan logistik terkoreksi 0,04%.


Sektor Energi

Indeks sektor energi ikut menjadi penopang IHSG dengan ditutup naik 1,72% atau 24,95 poin ke level 1.477,45 pada akhir perdagangan Senin (28/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.452,49 hingga 1.477,72.

Sejumlah saham yang mendorong penguatan indeks sektor energi, antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) naik 8,48% atau 165 poin ke level 2.110, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menguat 1,72% atau 1 poin ke level 59, dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) tumbuh 1,42% atau 40 poin ke level 2.860.

Manajemen ADMR dan ADRO berkomitmen untuk membagikan dividen kepada pemegang saham pada tahun ini. Namun, besarannya baru akan diumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar pada bulan depan. 

Meski belum mengumumkan agenda RUPST, investor berharap akan adanya kucuran dividen sesuai prospektus IPO perseroan. Seperti diketahui, ADMR sebelumnya merencanakan rasio pembayaran dividen hingga 45% dari laba bersih konsolidasi setiap tahunnya. 

Adapun, ADRO juga belum menjelaskan secara rinci agenda RUPST. Sementara itu, ADRO membagikan dividen setara dengan 99% dari laba bersih 2020 pada tahun lalu.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian ditutup paling kuat di antara indeks sektoral dengan naik 1,85% atau 21,08 poin ke level 1.162,02 pada akhir perdagangan Senin (28/03). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.140,66 hingga 1.167,12.

Sejumlah saham yang ikut menopang pergerakan indeks sektor perindustrian, antara lain PT Astra International Tbk. (ASII) naik 4,69% atau 300 poin ke level 6.700, PT Multipolar Tbk. (MLPL) menguat 0,77% atau 2 poin ke level 262, dan PT Tanah Laut Tbk. (INDX) melonjak 24,73% atau 92 poin ke level 464.

ASII merupakan salah satu saham yang cukup direkomendasikan oleh banyak analis sebagai top picks. Sepanjang 2021, Astra International juga mencetak kinerja usaha yang positif. Salah satunya terlihat dari laba bersih tahunan yang melonjak hingga 25%. 

Manajemen Astra International sebelumnya menyebutkan, grup perseroan mendapatkan keuntungan dari penjualan sahamnya di Bank Permata pada 2020. Selain itu, kinerja yang semakin membaik pada tahun lalu didukung oleh peningkatan penjualan divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan.


Sektor Barang Konsumen Primer

Indeks sektor barang konsumen primer naik 0,92% atau 5,88 poin ke level 645,42 pada akhir perdagangan Senin (28/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 639,55 hingga 646,33.

Saham-saham yang ikut menopang kenaikan indeks sektor barang konsumen primer, antara lain PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) naik 5,91% atau 24 poin ke level 430, PT Dharma Samudera Fishing Tbk. (DSFI) melonjak 17,02% atau 16 poin ke level 110, dan PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) melesat 14,88% atau 215 poin ke level 1.660.

Belum lama ini, emiten peritel modern Matahari Putra Prima optimistis nilai transaksi perdagangan eceran akan naik 20%-30% saat memasuki Ramadan dan Idulfitri 2022. Namun, manajemen emiten pengelola jejaring ritel Hypermart itu masih berhati-hati untuk melakukan ekspansi gerai pada tahun ini. 

Adapun, transaksi perdagangan eceran untuk produk bahan kebutuhan pokok dan perlengkapan keluarga relatif mengalami peningkatan sepanjang kuartal I/2022. MPPA pun optimistis mencetak kinerja ritel yang positif di tengah pelandaian kurva pandemi Covid-19.


Sektor Kesehatan

Indeks sektor kesehatan ditutup melemah 0,97% atau 13,7 poin ke level 1.399,34 pada akhir perdagangan Senin (28/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.399,34 hingga 1.416,95.

Sejumlah saham yang memberatkan indeks kesehatan, antara lain PT Bundamedik Tbk. (BMHS) terkoreksi 4,03% atau 30 poin ke level 715, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS) turun 2,44% atau 12 poin ke level 480, dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melemah 2,40% atau 40 poin ke level 1.630.

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menghentikan pengembangan vaksin GX-19 untuk Covid-19 yang saat ini telah memasuki fase uji klinik 2b/3 di Indonesia. Meski demikian, perseroan akan tetap memanfaatkan teknologi DNA guna pengembangan vaksin lain sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk onkologi.

Perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi, seperti penyakit influenza menyebabkan urgensi pengembangan vaksin menjadi tidak signifikan. Ditambah lagi suplai vaksin di Indonesia telah mencukupi.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Bernadus Karmin Winata menambahkan, strategi perusahaan menghentikan proses pengembangan vaksin Covid GX-19 menjadi vaksin lain yang berbasis DNA tidak berpengaruh secara material bagi bisnis perusahaan. Pasalnya, sejak awal kontribusi bisnis vaksin GX-19 belum diperhitungkan ke dalam target pendapatan perusahaan.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi ditutup melesat 0,81% atau 65,82 poin ke level 8.182,05 pada akhir perdagangan Senin (28/03). Sepanjang perdagangan, indeks sektor teknologi bergerak di rentang 8.088,85 hingga 8.237,94.

Saham-saham yang ikut menopang pergerakan indeks sektor teknologi, antara lain PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menguat 8,44% atau 26 poin ke level 334, PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) naik 1,47% atau 10 ke level 690, dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) menguat 1,4% atau 6 poin ke level 434.

Saham BUKA naik tajam pada perdagangan awal pekan ini seiring berakhirnya hold period atau lock-up saham. Namun demikian, BUKA masih tercatat anjlok 22% secara tahun berjalan (ytd) dan terkoreksi 68% sejak Agustus 2021.

Dalam prospektusnya belum lama ini, lock-up atau hold period adalah periode yang harus dilalui semua pihak pemegang saham BUKA dengan harga pelaksanaan di bawah harga IPO dalam jangka waktu enam bulan sebelum penyampaian pendaftaran ke OJK. Para pemegang saham tersebut dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh saham BUKA yang dimiliki sampai dengan delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran sehubungan dengan IPO menjadi efektif. 

Setidaknya terdapat 32 entitas perorangan dan institusi yang masuk dalam jajaran para pemegang saham wajib lock-up BUKA. Di antaranya adalah pendiri Bukalapak Achmad Zaky Syaifudin, Microsoft Corporation, dan 204 pemegang saham perorangan yang merupakan karyawan atau eks-karyawan PT Bukalapak.com Tbk.


Sektor Transportasi & Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik terkoreksi 0,04% atau 0,65 poin ke level 1.872,89 pada akhir perdagangan Senin (28/03). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 1.862,77 hingga 1.894,32.

Sejumlah saham yang ikut menekan pergerakan indeks transportasi dan logistik, antara lain PT Transkon Jaya Tbk. (TRJA) terkoreksi 6,92% atau 36 poin ke level 484, PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR) melemah 5,73% atau 18 poin ke level 296, dan PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk. (AKSI) menurun 5,46% atau 26 poin ke level 450.

TRJA diketahui melakukan penandatanganan legalitas pendirian anak usaha pada 11 Maret 2022. Aksi korporasi tersebut merupakan tahap lanjutan pasca-diumumkannya pembentukan dua entitas anak perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan paparan publik pada 25 Februari 2022.

Dengan penandatanganan legalitas pendirian anak usaha, TRJA akan memulai langkah awal konglomerasi. TRJA akan menjadi perusahaan induk atas dua entitas anak perusahaan yang masing-masing bergerak di bidang penyedia jasa layanan internet dengan nama PT Multinet Perkasa Indonesia dan usaha alih daya bertajuk PT Borneo Sentana Gemilang.

PT Multinet Perkasa Indonesia berencana mengembangkan bisnis di Kalimantan dan Sulawesi. Sedangkan, PT Borneo Sentana Gemilang menargetkan dapat berkonstribusi dalam menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dengan demikian, daya saing perusahaan akan meningkat melalui sumber daya yang lebih besar. Tak hanya itu, pangsa pasar perseroan akan menjadi lebih besar.

(Baca: IHSG Rebound Awal Pekan, Nyaris Cetak Rekor Baru)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags