Tinggalkan Rekor Tertinggi, IHSG Berbalik ke Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah meninggalkan level 7.300 pada Rabu (14/9). IHSG terkoreksi 0,55% atau 39,94 poin ke level 7.278,08.

Gita Arwana Cakti

14 Sep 2022 - 17.30

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah meninggalkan level 7.300 pada Rabu (14/9). IHSG terkoreksi 0,55% atau 39,94 poin ke level 7.278,08 setelah menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan sebelumnya. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian terendah pada 7.220,89 hingga level tertinggi 7.318,02. 

Sebanyak delapan indeks sektoral melemah dipimpin oleh sektor barang baku yang jatuh 1,22% atau 16,22 poin ke level 1.318,20. Diikuti indeks sektor perindustrian yang terkoreksi 1,07% atau 14,84 poin ke level 1.375,56.

Sementara itu tiga indeks sektoral lainnya menguat dengan indeks sektor energi paling melejit 0,83% atau 17,15 poin ke level 2.080,93.

Terpantau sebanyak 213 saham menguat, 313 saham melemah, dan 176 saham lainnya stagnan. Kapitalisasi pasar bursa parkir di posisi Rp9.553,28 triliun dan volume saham yang ditransaksikan sejumlah 29,59 miliar unit dengan nilai Rp19,28 triliun.

Sejumlah saham big cap yang turut menekan pergerakan IHSG a.l saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang turun 1,59% atau 7,05 poin ke level 9.300, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang melemah 1,45% atau 6,61 poin ke level 272, dan saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang terkoreksi 0,88% atau 4,84 poin ke level 4.480.

Pelemahan IHSG ikut tertekan rilisnya data inflasi Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi pasar. Hal tersebut memunculkan spekulasi Federal Reserve untuk terus melanjutkan laju kenaikan suku bunga acuannya.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/9) Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,1% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya dan 8,3% secara tahunan. Angka tersebut di atas ekspektasi analis sebesar 8,1%.

Sementara itu dari dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah akan terus berupaya mengatasi tingginya inflasi, terutama inflasi pangan, pada sisa 4 bulan di tahun ini.  

Dia pun mendorong peran dan kontribusi pemerintah daerah untuk secara bersama-sama mengatasi dan mengantisipasi kenaikan inflasi ke depan. Pemerintah menargetkan inflasi pangan bisa berada di bawah 5%. Adapun, kenaikan harga BBM diperkirakan turut mengerek inflasi pada kisaran 1,6%-2%. Kenaikan tersebut tentunya dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Namun demikian, dia optimistis perekonomian Indonesia dapat tetap tumbuh tinggi hingga akhir tahun.

(Baca: Cetak All Time High, IHSG Melaju ke 7.318,02)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags