Tujuh Sektor Dorong IHSG Cetak Rekor Baru Lagi

IHSG kembali menguat ke rekor baru pada perdagangan Kamis (31/03). Indeks komposit salah satunya disokong oleh sektor energi yang menguat hingga 2,56%.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

31 Mar 2022 - 22.32

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,26% atau 18,25 poin ke rekor baru sebesar 7.071,44 pada perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 7.049,81 hingga 7.099,5.

Penguatan IHSG ditopang oleh kenaikan tujuh indeks sektoral yang dipimpin sektor energi dengan penguatan 2,56% ke level 1.481,34. Sementara, empat indeks sektoral lainnya melemah dengan sektor properti dan real estat paling tertekan sebesar 0,45% ke level 736,31.


Sektor Energi

Indeks sektor energi naik paling kencang sebesar 2,56% atau 36,95 poin ke level 1.481,34 pada akhir perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.444,39 hingga 1.484,17.

Sejumlah saham yang ikut menopang pergerakan indeks sektor energi, antara lain PT Astrindo Nusantara Infrasruktur Tbk. (BIPI) naik 8,24% atau 7 poin ke level 92, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) melejit 10,63% atau 220 poin ke level 2.290, dan PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) menguat 4,94% atau 8 poin ke level 170.

Harga-harga komoditas energi bergerak ke zona hijau di tengah harapan akan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Harga komoditas nikel terpantau melanjutkan penguatannya sebesar 1,02% ke level US$33.229,5/ton pada Kamis (31/03) pukul 17.40 WIB. 

Harga batu bara untuk kontrak April juga terpantau rebound 2,6% ke level US$260/ton pada perdagangan Rabu (30/03). Padahal, harga batu hitam tersebut telah turun tajam lebih dari 20% dalam dua hari terakhir.

Adapun, pimpinan dari Rusia dan Ukraina dikabarkan akan segera bertemu dan tetap akan mengusung perdamaian. Pada saat ini, perundingan damai masih berlangsung secara daring. Meski demikian, pasar masih menanti kejelasan dari akhir pertemuan tersebut.

Seperti diketahui, harga-harga komoditas mulai masuk tren naik setelah adanya konflik geopolitik di Eropa Timur. Hal itu mengingat Rusia merupakan lumbung komoditas dunia.

Perang kedua negara itu diniali menghambat pasokan dari Negeri Beruang Merah. Gangguan pasokan komoditas dikhawatirkan terus berlanjut ketika negara Barat memberikan sanksi terhadap Rusia.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian ikut memberatkan laju penguatan IHSG dengan ditutup turun 0,22% atau 2,55 poin ke level 1.149,54 pada akhir perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.148,69 hingga 1.159,36.

Sejumlah saham yang ikut menekan pergerakan indeks sektor perindustrian, antara lain PT Multipolar Tbk. (MLPL) melemah 4,76% atau 12 poin ke level 240, PT Astra International Tbk. (ASII) terkoreksi 1,13% atau 75 poin ke level 6.575, dan PT MNC Investama Tbk. (BHIT) turun 1,69% atau 1 poin ke level 58.

Dari dalam negeri, Kementerian Perindustrian membuka peluang pengembangan hidrogen sebagai sumber energi alternatif bagi sektor industri. Hal tersebut untuk mengantisipasi potensi kekurangan suplai energi sebagai bahan baku atau bahan penolong sektor tersebut di masa depan.

Hidrogen dinilai akan menjadi game changer menggantikan sumber fosil dan batu bara. Pasalnya, hidrogen menjadi medium yang bisa digunakan untuk menyimpan, memindahkan, dan menyalurkan energi yang dihasilkan dari sumber lain. Selain itu, harga hidrogen lebih rendah.


Sektor Properti & Real Estat

Indeks sektor properti dan real estat paling tertekan dengan ditutup turun 0,45% atau 3,33 poin ke level 736,31 pada akhir perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 736,31 hingga 742,49.

Sejumlah saham yang menjadi pemberat indeks sektor properti dan real estat, antara lain PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) terkoreksi 3,68% atau 5 poin ke level 131, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) turun 1,63% atau 8 poin ke level 484, dan PT PP Properti Tbk. (PPRO) melemah 1,89% atau 1 poin ke level 52.

Dari dalam negeri, pemerintah telah mengatur syarat warga negara asing (WNA) untuk membeli rumah tapak dan rumah susun. Selain itu, pemerintah menetapkan batasan harga rumah yang bisa dibeli oleh WNA.

Ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Agraria dan Tata Ruang (ATR) Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah. Beleid ini merupakan turunan dari ketentuan Pasal 142 dan Pasal 182 huruf b Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. 

Dalam aturan tersebut, rumah tapak yang bisa dimiliki WNA harus berada di atas hak pakai (HP) di atas tanah negara. WNA juga bisa memiliki rumah tapak di atas hak pakai atas tanah hak milik atau hak pengelolaan (HPL). 

Sementara untuk rumah susun, WNA bisa memilikinya dengan syarat harus berada di atas HP atau hak guna bangunan (HGB). Bisa pula HGB atas tanah HPL serta di atas HP atau HGB atas tanah hak milik. 


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi ikut menopang penguatan IHSG dengan naik 1,17% atau 99,46 poin di level 8.637,55 pada akhir perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 8.490,52 hingga 8.699,8.

Saham-saham yang ikut menopang penguatan indeks sektor teknologi, antara lain PT Limas Indonesia Makmur Tbk. (LMAS) melonjak 6% atau 3 poin ke level 53, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menguat 1,06% atau 4 poin ke level 382, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) naik 2,51% atau 60 poin ke level 2.450.

Dari dalam negeri, pelaku pasar masih mencermati rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GoTo). Pada hari ini, manajemen telah menetapkan harga final untuk IPO sebesar Rp338 per saham.

Dengan harga tersebut dan rencana GOTO melepas 46,7 miliar saham baru Seri A, maka perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp15,8 triliun. Ini menjadikan GOTO sebagai IPO terbesar ketiga di Asia serta kelima di dunia sepanjang tahun ini. 

Adapun, masa penawaran umum saham akan berlangsung mulai 1 - 7 April 2022. Pencatatan di Papan Utama BEI dengan kode saham GOTO dijadwalkan pada 11 April 2022.


Sektor Infrastruktur

Indeks sektor infrastruktur terkoreksi 0,42% atau 4,06 poin ke level 973,39 pada akhir perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 971,4 hingga 982,23.

Saham-saham yang ikut memberatkan laju indeks sektor infrastruktur, antara lain PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) melemah 1,28% atau 1 poin ke level 77, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) turun 0,35% atau 10 poin ke level 2.870, dan PT First Media Tbk. (KBLV) terkoreksi 4,6% atau 16 poin ke level 332.

Dari dalam negeri, pemerintah terus mencermati kesanggupan anggaran untuk penyelesaian proyek infrastruktur. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum lama ini menyatakan bakal menyiapkan anggaran untuk proyek-proyek prioritas yang bisa dikejar penyelesaiannya hingga 2024. Prioritas tersebut akan diberikan kepada proyek yang memang sudah benar-benar dimulai dan akan selesai paling tidak pada semester I/2024.


Sektor Transportasi & Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik ditutup menguat 0,95% atau 17,34 poin ke level 1.851,75 pada akhir perdagangan Kamis (31/03). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.834,41 hingga 1.862,76.

Sejumlah saham yang ikut mendorong penguatan indeks sektor transportasi dan logistik, antara lain PT Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU) melonjak 17,65% atau 12 poin ke level 80, PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) naik 5,69% atau 85 poin ke level 1.580, dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) tumbuh 0,66% atau 5 poin ke level 765.

Dari dalam negeri, pemerintah akan segera menerbitkan surat edaran (SE) terkait aturan mudik Lebaran 2022. Ini menyusul pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa masyarakat diperbolehkan mudik dengan syarat telah divaksinasi lengkap serta booster. Hal tersebut pun diprediksi mendorong jutaan perjalanan di dalam negeri. 

Di sisi lain, sambil menunggu dirilisnya aturan mudik Lebaran, para operator bandara telah didorong bersiap agar tidak terjadi penumpukan penumpang di masa tersebut. Adapun, lonjakan para pemudik diprediksi bisa ikut mendorong kinerja perusahaan di sektor transportasi.

(Baca: IHSG Ditutup ke Level Tertinggi, Sektor Energi Paling Moncer)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags