Tujuh Sektor Menguat, IHSG Bertahan di Zona Hijau

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks komposit disokong oleh sektor teknologi menguat hingga 3,08% dan juga sektor transportasi dan logistik terpantau menguat 1,35%.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

4 Agt 2022 - 19.50

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,15% atau 10,71 poin ke level 7.057,35 pada perdagangan Kamis (4/8). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 7.025,05 hingga ke level 7.075,56.

Penguatan IHSG terdorong oleh kenaikan tujuh indeks sektoral. Indeks sektor teknologi memimpin dengan kenaikan sebesar 3,08% atau 242,45 poin ke level 8.125,73. 

Sementara itu, empat indeks sektoral lainnya melemah. Indeks sektor energi paling tertekan sebesar 2,57% atau 46,54 poin ke level 1.766,29.


Sektor Energi

Indeks sektor energi paling tertekan dengan ditutup jatuh 2,57% atau 46,54 poin ke level 1.766,29 pada akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks jatuh setelah bergerak di rentang 1.765,04-1.812,83.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor energi, antara lain PT Rig Tenders Tbk. (RIGS) drop 6,85% atau 50 poin ke level 680, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) terkoreksi 3,83% atau 65 poin ke level 1.630, dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) turun 2,44% atau 15 poin ke level 600.

Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan mencatat sekitar 90 perusahaan pertambangan yang tidak patuh menyetorkan dana ke negara. Padahal, potensi pendapatan negara bukan pajak atau PNBP dari mereka mencapai Rp1 triliun. Perusahaan-perusahaan terkait pun terancam tidak bisa melakukan ekspor jika tidak menyelesaikan kewajibannya.

Direktur PNBP Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara yang Dipisahkan Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu Kurnia Chairi menjelaskan, sejumlah kementerian melakukan kerja sama berupa joint programme. Dengan demikian, terdapat pertukaran data terkait kewajiban setoran perusahaan ke negara. 

Berdasarkan integrasi data itu, Kemenkeu bersama Kementerian ESDM dan KLHK menemukan adanya 800 perusahaan yang memiliki kewajiban bayar setoran dari berbagai sektor. Perusahaan-perusahaan tersebut harus membayar setoran atas aktivitas penambangan kepada ESDM, setoran atas penggunaan kawasan kepada KLHK, dan setoran ekspor kepada Kemenkeu.


Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku berakhir di zona hijau dengan ditutup menguat 0,77% atau 9,94 poin ke level 1.304,91 pada akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.294,97-1.310,51.

Sejumlah saham yang ikut menopang indeks sektor barang baku, antara lain PT Ancora Indonesia Resources Tbk. (OKAS) menguat 6,33% atau 5 poin ke level 84, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) naik 5,77% atau 525 poin ke level 9.625, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) terapresiasi 4,25% atau 275 poin ke level 6.750.

Sejumlah emiten semen seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) berpeluang mendapatkan subsidi batu bara lewat penugasan badan layanan umum (BLU) batu bara yang akan dibentuk Kementerian ESDM. 

Sebelumnya, pemerintah membentuk pemerataan harga batu bara lewat pasokan pasar dalam negeri atau DMO sebesar US$70 per ton.  Kini, harga DMO itu rencananya dilepas ke pasar dan BLU batu bara akan membayarkan selisih harga. 

Pada saat ini, subsidi dari BLU itu hanya berlaku untuk sektor kelistrikan, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Kendati, Kementerian ESDM berharap sektor nonkelistrikan kecuali smelter juga dapat menikmati bantuan dari BLU batu bara.

Sementara itu, PLN masih menantikan rencana Kementerian ESDM untuk segera membentuk BLU batu bara di tengah pasokan batu hitam yang belakangan tertahan di sejumlah pemasok. EVP Batubara PT PLN (Persero) Sapto Aji Nugroho menuturkan, sebagian besar pemasok batu bara memilih untuk menahan pasokan mereka di tengah harga yang masih menguat di pasar internasional. 

Sementara itu, pemasok batu bara yang sudah berkontrak dengan PLN belakangan memilih untuk menunda pengiriman. Ini menyusul spekulasi BLU yang bakal segera diimplementasikan setelah disparitas harga batu bara melebar antara harga domestik penugasan dan pasar dunia.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian menghambat kenaikan IHSG dengan ditutup melemah 0,47% atau 6,29 poin ke level 1.321,32 pada akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 1.315,62-1.338,59.

Sejumlah saham yang ikut membebani sektor perindustrian, antara lain PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) terkoreksi 2,42% atau 100 poin ke level 4.040, PT United Tractors Tbk. (UNTR) melemah 2,21% atau 750 poin ke level 33.200, dan PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) turun 0,41% atau 25 poin ke level 6.025.

Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menilai, perlambatan aktivitas industri manufaktur di Indonesia terjadi imbas dari gejolak global yang sedang terjadi saat ini. AKLP pun meminta pemerintah untuk mewaspadai adanya tren yang menurun dengan melakukan antisipasi dan tindakan yang kuat dalam pelaksanaan kebijakannya. 

Sementara itu, kinerja industri kaca masih cukup bagus pada Juni 2022. AKLP pun berharap agar sektor properti dan otomotif juga terus meningkat karena kedua sektor tersebut erat kaitannya dengan pertumbuhan industri kaca lembaran.


Sektor Keuangan

Indeks sektor keuangan berakhir di zona merah dengan ditutup terkoreksi 0,09% atau 1,42 poin ke level 1.517,57 pada akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 1.511,92-1.524,95.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan sektor keuangan, antara lain PT Panin Financial Tbk. (PNLF) turun 6,45% atau 28 poin ke level 406, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. (AHAP) terkoreksi 5,45% atau 6 poin ke level 104, dan PT Reliance Securities Tbk. (RELI) ambles 4,48% atau 30 poin ke level 640.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti masih lemahnya proses identifikasi dan seleksi risiko atau underwriting oleh perusahaan asuransi di Indonesia. Kelemahan dalam menjalankan proses underwriting salah satunya ditunjukkan dengan risiko yang ditanggung perusahaan asuransi tidak sebanding dengan premi dibayarkan oleh pemegang polis.

OJK melihat intensitas persaingan usaha di lini usaha asuransi umum tersebut memaksa perusahaan asuransi untuk bersaing dengan menetapkan premi lebih rendah dari kompetitiornya. Jika kondisi ini berlangsung secara terus-menerus, maka dapat menggerus permodalan dari perusahaan asuransi. 

Untuk mengatasi hal tersebut, penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi perlu didukung dengan keberadaan mekanisme internal control yang memadai. Demi menciptakan mekanisme internal control yang efektif, dibutuhkan pemisahan secara jelas antara fungsi operasional dan pengawasan. 

Selain itu, sesuai dengan konsep enterprise risk management, mekanisme pengawasan internal perusahaan juga perlu dijalankan secara komprehensif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan fungsi opersional, manajemen risiko dan kepatuhan, dan audit, baik internal maupun eksternal.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi memimpin penguatan sebesar 3,08% atau 242,45 poin ke level 8.125,73 pada akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks melambung setelah bergerak di rentang 7.883,27-8.258,02.

Sejumlah saham yang ikut mendorong sektor teknologi, antara lain PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) melambung 8,09% atau 22 poin ke level 294, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melejit 8,05% atau 155 poin ke level 2.080, dan PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) naik 3,25% atau 20 poin ke level 635.

PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) berencana menggelar rights issue untuk melancarkan ekspansi ke bisnis logistik dan menambah 1.000 gudang. Perseroan rencananya menerbitkan sebanyak-banyaknya 358,61 juta saham baru senilai harga nominal Rp100 per lembar. Adapun, harga pelaksanaan right issue ini dibanderol Rp300 per lembar.

Manajemen juga menyatakan, setelah KIOS menggaet 350 merek usaha kecil dan menengah (UKM) ke dalam ekosistemnya, perseroan mulai masuk ke bisnis logistik. Ekspansi bisnis yang dilakukan tidak lepas dari tingginya potensi perdagangan online di Indonesia, bahkan Asia.


Sektor Transportasi & Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik ikut menjadi penopang penguatan IHSG dengan ditutup melejit 1,35% atau 26,79 poin ke level 2.015,22 pada akhir perdagangan Kamis (4/8). Indeks melejit setelah bergerak di rentang 1.989,35-2.018,61.

Sejumlah saham yang ikut menguatkan indeks sektor transportasi dan logistik, antara lain PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR) meroket 20% atau 42 poin ke level 252, PT Habco Trans Maritima Tbk. (HATM) melesat 18,81% atau 38 poin ke level 240, dan PT Armada Berjaya Trans Tbk. (JAYA) melejit 6,30% atau 8 poin ke level 135.

Perusahaan pelayaran yang berpusat di Pekanbaru, PT Habco Trans Maritima Tbk. (HATM) tengah bersiap mengembangkan sayap bisnis ke tingkat internasional. Manajemen menyatakan, perseroan bukan menyasar ke bisnis ekspor-impor, melainkan mengejar potensi pasar internasional seperti pelayaran dari Malaysia ke Filipina.

Pasalnya, di rute tersebut ada sejumlah potensi berbagai proyek pengiriman komoditas dan barang. Misalnya proyek kargo pipa-pipa, gipsum, gula, gandum besi, pipa besi, dan batu bara. 

Adapun, kontributor terbesar bisnis pelayaran perseroan mayoritas masih dari komoditas tambang, seiring tingginya permintaan dari PLN untuk menyuplai batu bara ke PLTU mereka. Selain itu, hal tersebut disebabkan masing-masing pembangkit membutuhkan kapal dengan spesifikasi khusus.

(Baca: Disokong Sektor Teknologi, IHSG Naik Tipis)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags