Usai Tembus 7.000, IHSG Ditutup Turun Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (23/3). IHSG tertahan pada posisi 6.996,12 atau terkontraksi tipis 0,07% (4,71 poin).

Dyah Ayu Kartika

23 Mar 2022 - 16.46

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (23/3). IHSG tertahan pada posisi 6.996,12 atau terkontraksi tipis 0,07% (4,71 poin). IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi hariannya di level 7.022,04 dan terendah 6.976,16. 

Tercatat, 257 saham menguat, 237 saham melemah dan 189 lainnya saham ditutup stagnan. Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 31,85 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp14,49 triliun. 

Sektor properti melemah paling signifikan sebesar 0,68%. Sementara, sektor transportasi melaju paling kencang dengan penguatan sebesar 2,04%.

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar  Rp805,98 miliar di seluruh pasar. Asing paling ramai mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan net buy sebesar Rp271,52 miliar. 

Lalu, asing mengoleksi saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai beli bersih sebesar Rp256,54 miliar. Kemudian, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga dibeli asing sebesar Rp168,64 miliar.

Di sisi lain, saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) terpantau dilego asing dengan net sell sebanyak Rp129,44 miliar. Tak hanya ARTO, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga dilepas asing senilai Rp61,26 miliar dan Rp54,70 miliar.

Meski IHSG melemah, mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona hijau. Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan apresiasi 3%. Posisinya disusul indeks Hang Seng yang naik 1,21%.

Kemudian, indeks saham acuan Wall Street ditutup di zona hijau, Indeks Dow Jones naik 0,74%, S&P 500 meningkat 1,13%, dan Nasdaq Composite melejit 1,95%. Bursa saham AS masih mampu menguat di tengah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang mengalami kenaikan tajam.

Yield obligasi pemerintah AS 10 tahun terpantau naik 10 basis poin (bps) dan kini berada di level 2,41%. Kenaikan yield US Treasury tersebut mengindikasikan bahwa harga obligasi sedang terkoreksi. 

Naiknya yield US Treasury dipicu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell. Dia mengatakan inflasi di AS sudah terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, perbincangan antara Rusia dan Ukraina seputar gencatan senjata masih belum menemukan titik terang. Ukraina dilaporkan menolak ultimatum Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhannya, Mariupol.

(Baca: IHSG Ditutup Tembus ke Level 7.000)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags