Profil Boediono

Boediono adalah Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia periode 2009-2014.

Shilvina Widi

30 Jun 2022 - 16.14

Profil

Boediono merupakan Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia periode 2009-2014. Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur pada 25 Februari 1943 itu merupakan anak dari pasangan Ahmad Sastro Sarjono dan Sumilah.

Ayahnya Boediono adalah seorang tuna netra akibat penyakit glaukoma. Sedangkan, ibunya berjualan toko kelontong di rumahnya.

Boediono menghabiskan masa sekolahnya di SD Muhammadiyah, SMPN 1 Blitar dan SMAN 1 Blitar. Selanjutnya, Boediono sempat melanjutkan kuliah jurusan ilmu ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, tapi tidak sampai selesai karena mendapatkan beasiswa di University of Western Australia hingga 1967.

Pada 1969, Boediono menikah dengan Herawati, teman masa sekolah SMP di Blitar. Dari pernikahan tersebut, Boediono dan Herawati dikaruniai dua anak, yaitu Ratriana Ekarini (1970) dan Dios Kurniawan (1974).

Pada tahun yang sama, Boediono bekerja sebagai auditor internal di Bank of America cabang Jakarta. Setahun setelahnya, dia mendapatkan gelar masternya di Monash University, Australia.

Boediono kemudian pulang ke Indonesia dan bekerja sebagai dosen ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dia mengajar mata kuliah makro ekonomi dan kebijakan moneter.

Boediono kembali menempuh pendidikannya dan berhasil mendapatkan gelar doktor dalam bidang ekonomi dari University of Pennsylvania, Amerika Serikat pada 1979. Sembari menyelesaikan pendidikannya, Boediono bekerja di almamaternya sebagai Executive Board for Asia - Wharton Advisory Boards of the University of Pennsylvania.

Pada 1988, Boediono kembali pulang ke Indonesia untuk menjadi dosen serta menjabat sebagai Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) hingga 1993. Dia lalu menjabat sebagai Direktur II Bank Indonesia Urusan Badan Perkreditan Rakyat (BPR) selama tahun 1996-1997. 

Selanjutnya, Boediono menjabat sebagai Direktur I Bank Indonesia Urusan Operasi dan Pengendalian Moneter pada 1997. Boediono lalu ditunjuk oleh Presiden Habibie sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional pada 1998. 

Selanjutnya, dia mendirikan kemitraan bagi pembaruan tata pemerintah untuk reformasi pemerintah pada 1999. Boediono kembali masuk kabinet pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menteri Keuangan pada 2001. 

Dia bersama Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro Jakti berhasil melepaskan Indonesia dari ketergantungan bantuan Dana Moneter Internasional sekaligus menstabilkan kurs rupiah di angka Rp9.000 per dolar AS. Tak hanya itu, dia dan Dorodjatun mendapatkan julukan The Dream Team oleh Bloomberg BusinessWeek.

Dengan prestasi besarnya, Boediono diperkirakan tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2004. Hanya saja, dirinya digantikan oleh Jusuf Anwar saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden. 

Keputusan ini bukan semata-mata berasal dari SBY. Namun, Boediono memilih untuk beristirahat dan kembali aktif menjadi dosen.

Pada 2005, Boediono ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Dia berhasil menguatkan IHSG dan stabilitas makro ekonomi Indonesia.

Atas prestasinya dalam bidang ekonomi dunia, Boediono masuk ke daftar Wharton School's 125 Influential People and Ideas, University of Pennsylvania dan Distinguished International Alumnus Award dari University of Western, Australia pada 2007.

Pada 9 April 2008, Boediono menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia. Namun, kariernya di sana tidak berlangsung lama karena Boediono mengundurkan diri untuk maju sebagai calon wakil presiden bersama Susilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2009.

Boediono pun resmi menjabat sebagai wakil presiden sejak 20 Oktober 2009-20 Oktober 2014. Selepas itu, Boediono memutuskan untuk pensiun dari dunia politik. Boediono kembali menghabiskan waktu untuk bidang akademis sebagai profesor sekaligus guru besar bidang ekonomi di UGM

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags