Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia

Lembaga Survei Indonesia

Litbang Kompas

LSI Denny JA

JAWA

politik

data pemilu

pemilu

capres

elektabilitas

Ganjar Pranowo

Prabowo Subianto

Anies Baswedan

kuriositas

Comprehensive Report

&ldquo;<a href="https://dataindonesia.id/tags/jawa" rel="noopener noreferrer" target="_self">Jawa</a> adalah kunci&rdquo;. Kalimat yang dilontarkan aktor Syubah Asa saat memerankan DN Aidit dalam film G30S/PKI itu sempat populer pada masa Orde Baru. Kalimat itu hendak membawa pesan bahwa Pulau Jawa merupakan titik sentral dalam menguasai Indonesia.Meski telah puluhan tahun berlalu, kalimat &ldquo;Jawa adalah kunci&rdquo; tampaknya masih relevan hingga saat ini. Terlebih ketika membicarakan kontestasi politik lima tahunan yang akan digelar pada tahun depan.&nbsp;Masing-masing bakal pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) akan menitikberatkan Pulau Jawa. Mesin politik mereka pun dipanaskan untuk bisa memenangkan Pemilu 2024 di wilayah tersebut.&nbsp;Bukan tanpa alasan. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, hal itu tak lepas dari status Pulau Jawa sebagai lumbung suara terbesar di Indonesia.&ldquo;Suara terbesar ya ada di Jawa. Bukan berarti luar Jawa tidak penting, tapi semua capres-cawapres itu akan mengutamakan dan memprioritaskan untuk bisa menaklukkan Jawa,&rdquo; kata Ujang kepada DataIndonesia.id pada Rabu (25/10).Berdasarkan data Komisi Pemiihan Umum (KPU), ada 115,37 juta pemilih tetap pada Pemilu 2024 di Pulau Jawa. Jumlah itu setara dengan 56,33% dari total pemilih yang sebanyak 204,81 juta orang. <iframe src="https://flo.uri.sh/visualisation/15461139/embed" title="Interactive or visual content" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe> Jika dirinci, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemilih tetap terbanyak di Jawa, yakni 35,71 juta jiwa. Posisinya diikuti Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan jumlah pemilih masing-masing sebanyak 31,40 juta jiwa dan 28,29 juta jiwa.Kemudian, jumlah pemilih di Banten tercatat sebanyak 8,84 juta jiwa. Setelahnya ada DKI Jakarta dan Banten dengan jumlah pemilih berturut-turut sebanyak 8,25 juta jiwa dan 2,87 juta jiwa.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/laporan-tanding-belanja-iklan-politik-jelang-pemilu-2024" rel="noopener noreferrer" target="_self">(Laporan) Tanding Belanja Iklan Politik Jelang Pemilu 2024</a>)</blockquote>Dengan melihat potensi tersebut, para bakal capres telah menyiapkan basis dukungan yang besar di enam provinsi Jawa. Bahkan, di atas kertas, masing-masing dari mereka telah mencatatkan keunggulan di sejumlah provinsi tersebut.&nbsp;Ganjar Pranowo, misalnya, mampu meraih elektabilitas tertinggi di Jawa Tengah-Yogyakarta. Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 2-10 Oktober 2023, Ganjar mencatatkan elektabilitas sebesar 64% di wilayah tersebut.Dari hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 16-18 Oktober 2023, Ganjar meraih elektabilitas sebesar 50,8% di Jawa Tengah-Yogyakarta. Kemudian, hasil survei Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus 2023 menunjukkan, Ganjar mendulang suara sebesar 49,2% di Jawa Tengah dan &nbsp;47,1% di Yogyakarta.Keunggulan Ganjar di Jawa Tengah tak lepas dari rekam jejaknya sebagai gubernur di provinsi tersebut pada 2013-2023. Selain itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menjadi pengusung utama Ganjar memiliki basis suara besar di provinsi tersebut. <iframe src="https://flo.uri.sh/story/2070267/embed" title="Interactive or visual content" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe> Selain Jawa Tengah, Ganjar menjadi bakal capres yang paling unggul di Jawa Timur. Menurut hasil survei Indikator, Ganjar berhasil meraih elektabilitas sebesar 44,5% di provinsi tersebut.Hasil survei LSI juga menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar yang paling tinggi di Jawa Timur hingga 50,2% Lalu, hasil survei Litbang Kompas mencatat, elektabilitas Ganjar di Jawa Timur tercatat sebesar 33,3%Berbeda dengan Ganjar, Prabowo Subianto berhasil meraih elektabilitas tertinggi di Jawa Barat dan Banten. Kedua provinsi tersebut diketahui telah menjadi lumbung suara Prabowo beserta partai yang dipimpinnya, Gerindra sejak Pemilu 2019.Menurut hasil survei Indikator, Menteri Pertahanan tersebut mencatatkan elektabilitas sebesar 48,7% di Jawa Barat dan 41,9% di Banten. Hasil survei LSI menunjukkan, Prabowo meraih elektabilitas sebesar 59,1% di Jawa Barat dan 42,9% di Banten. Lalu, elektabilitas Prabowo di kedua provinsi tersebut masing-masing sebesar 24,7% dan 34,2% dalam hasil survei Litbang Kompas.Sementara, Anies Baswedan mampu unggul di DKI Jakarta, tempatnya pernah menjabat sebagai gubernur sejak 2017-2022. Berdasarkan hasil survei Indikator, Anies meraih elektabilitas sebesar 40,3% di ibu kota.Hasil survei LSI menunjukkan, Anies meraup dukungan sebesar 36,3% di Jakarta. Adapun, Anies mencatatkan elektabilitas sebesar 32,5% di Jakarta dalam hasil survei Litbang Kompas.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/ragam/detail/laporan-persaingan-ketat-di-sejumlah-dapil-pada-pemilu-2024" rel="noopener noreferrer" target="_self">(Laporan) Persaingan Ketat di Sejumlah Dapil pada Pemilu 2024</a>)</blockquote><h2>Pasang Cawapres Berlatar Jawa</h2>Demi menggalang lebih banyak suara di Pulau Jawa, ketiga bakal capres pun mengupayakan sejumlah strategi pada Pemilu 2024. Salah satunya dengan meminang bakal cawapres yang memiliki basis massa besar di wilayah tersebut.&nbsp;Contohnya saja Anies yang memilih Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapresnya. Menurut Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi, langkah itu dilakukan lantaran Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang elektabilitasnya cukup besar di Jawa Timur.Jika melihat data Pileg 2019, PKB berhasil meraup 4,2 juta suara di Jawa Timur. Raihan suara partai berlambang bola dunia dengan sembilan bintang itu merupakan yang kedua terbesar di provinsi tersebut. PKB hanya kalah dari PDIP yang meraup 4,3 juta suara.Selain itu, Cak imin berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) yang punya basis massa besar di Jawa Timur. &ldquo;Cak Imin juga berasal dari Jawa Timur yang merupakan populasi terbesar kedua setelah Jawa Barat,&rdquo; kata Ari.Pemilihan Mahfud MD sebagai bakal cawapres Ganjar pun punya pertimbangan serupa. Ari mengatakan, Mahfud merupakan tokoh besar di Jawa Timur. Dia juga berasal dari kalangan NU yang diharapkan mampu memperkuat dukungan terhadap Ganjar.Sementara, Prabowo meminang Gibran Rakabuming Raka salah satunya untuk memecah suara di Jawa Tengah, khususnya Solo. Sebab, selain menjadi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran merupakan Wali Kota Solo petahana.&nbsp;Dia pun sebelumnya merupakan kader PDIP yang punya elektabilitas tertinggi di Jawa Tengah. &ldquo;Selain karena faktor Jokowi, Prabowo memilih Gibran karena ingin mengambil irisan dengan partai pendukungnya, yakni PDIP,&rdquo; kata Ari.<h2>Adu Elektabilitas Capres-Cawapres di Jawa</h2>Lantas, bagaimana elektabilitas ketiga capres tersebut setelah dipasangkan dengan cawapres masing-masing dalam konstelasi politik di Pulau Jawa? Hal itu secara umum dapat dilihat dari hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 4-12 September 2023.Berdasarkan hasil sigi tersebut, Ganjar-Mahfud mampu meraih elektabilitas paling besar di Pulau Jawa lantaran meraup 41,7% suara. Posisinya diikuti oleh Prabowo-Gibran yang memiliki elektabilitas sebesar 37,3%.Sementara, Anies-Muhaimin mengekor di posisi ketiga. Elektabilitas pasangan yang diusung Nasdem, PKB, dan PKS itu tercatat sebesar 15,2% di Pulau Jawa.<iframe src="https://flo.uri.sh/story/2070640/embed" title="Interactive or visual content" class="flourish-embed-iframe" frameborder="0" scrolling="no" style="width:100%;height:600px;" sandbox="allow-same-origin allow-forms allow-scripts allow-downloads allow-popups allow-popups-to-escape-sandbox allow-top-navigation-by-user-activation"></iframe>Sementara, hasil survei Indikator pada 16-20 Oktober 2023 lebih detail memotret elektabilitas ketiga pasangan calon di enam provinsi Jawa. Hasilnya, Ganjar-Mahfud masih meraih dukungan paling besar di Jawa Tengah-Yogyakarta dan Jawa Timur.Secara rinci, elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah-Yogyakarta sebesar 63%. Sedangkan, keduanya meraih dukungan sebesar 43,1% di Jawa Timur.Di lain kubu, Anies-Muhaimin terpantau unggul di Jakarta dan Banten. Elektabilitas pasangan berinisial AMIN di kedua wilayah tersebut masing-masing sebesar 51,5% dan 37,9%.Adapun, Prabowo-Gibran meraih elektabilitas tertinggi di Jawa Barat. Pasangan yang diusung oleh Gerindra, Demokrat, Golkar, dan PAN itu didukung oleh 50,7% responden di Bumi Pasundan.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/digital/detail/laporan-gurih-bisnis-judi-online-yang-sulit-diberantas" id="isPasted" target="_self">(Laporan) Gurih Bisnis Judi Online yang Sulit Diberantas</a>)</blockquote>

Pulau Jawa masih akan menjadi titik berat dalam Pemilu 2024. Masing-masing bakal capres-cawapres pun berupaya meraup suara yang besar dari wilayah tersebut.

(Laporan) Mengunci Jawa Demi Pemilu 2024