Prevalensi Stunting di Indonesia Kembali Turun pada 2022

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat, prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada tahun lalu. Angkanya mengalami penurunan 2,8% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 24,4%.

Shilvina Widi

26 Jan 2023 - 17.44

Data

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat, prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada tahun lalu. Angkanya mengalami penurunan 2,8% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 24,4%.

Secara rinci, penurunan stunting paling dalam terjadi di Sumatera Selatan, yakni dari 24,8% pada 2021 menjadi 18,6% pada 2022. Posisinya diikuti oleh Kalimantan Utara dengan penurunan prevalensi stunting dari 27,5% menjadi 22,1%. 

Di Kalimantan Selatan, prevalensi stunting turun dari 30% menjadi 24,6%. Sedangkan, angka stunting di Riau terpantau menurun dari 22,3% menjadi 17%. 

Selain itu, ada dua wilayah yang berhasil menurunkan stunting di atas angka 3%, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Kedua provinsi tersebut masing-masing mencatatkan prevalensi stunting sebesar 20,2% dan 19,2%.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menargetkan prevalensi stunting di dalam negeri terus menurun pada 2023 dan 2024. Secara rinci, prevalensi stunting ditargetkan berkurang menjadi 17,8%.

Sedangkan, pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada 2024. Hal itu sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Demi mencapai target tersebut, pemerintah akan mendorong pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan anak berusia 6-24 bulan. Kemenkes juga akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil dan anak.

Kemenkes pun menyediakan alat antropometri untuk mendukung pengukuran kondisi fisik anak guna mendeteksi dini risiko stunting di sekitar 100.000 posyandu. Selain itu, kampanye untuk meningkatkan konsumsi makanan dari sumber protein hewani bakal digiatkan.

(Baca: Prevalensi Stunting di Indonesia Capai 24,4% pada 2021)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags