Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia. Penyakit yang berasal dari nyamuk aedes aegypti ini cukup berbahaya karena dapat menyebabkan kematian bagi para penderitanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 1.236 kasus kematian akibat DBD di Indonesia pada 2022. Jumlah ini melonjak hingga 75,32% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 705 kasus kematian.
Dengan jumlah penderita DBD sebanyak 143.184 orang, maka angka kematian (case fatality rate) akibat penyakit tersebut di dalam negeri sebesar 0,86% pada tahun lalu. Sebanyak 63% kasus kematian itu didominasi oleh anak berusia 0-14 tahun.
Berdasarkan provinsinya, Jawa Barat paling banyak mencatatkan kematian akibat DBD dengan jumlah 305 kasus pada 2022. Angka tersebut setara dengan 24,68% dari total kasus kematian akibat DBD secara nasional.
Posisinya diikuti Jawa Tengah dengan 260 kasus kematian DBD sepanjang tahun lalu. Kemudian, kematian akibat DBD di Jawa Timur dan Sumatera Utara masing-masing sebanyak 151 kasus dan 60 kasus.
Adapun, Kemenkes melaporkan kematian akibat DBD sebanyak 270 kasus sepanjang tahun ini. Kasus kematian akibat DBD paling banyak terjadi di jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, dan Kalimantan Timur.
Atas dasar itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai kasus DBD. Salah satu langkah yang bisa dilakukan dengan menguras dan menutup tempat penampungan air agar tak tempat nyamuk berkembang biak.
Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Hal lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan obat antinyamuk dan bergotong royong membersihkan lingkungan.
(Baca: Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia Melonjak pada 2022)