Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia. Biasanya, penyakit yang berasal dari nyamuk aedes aegypti ini kerap terjadi saat musim hujan.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, ada 143.184 kasus DBD di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah tersebut melonjak 94,8% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 73.518 kasus.
Dengan jumlah kasus tersebut, maka angka kesakitan (incidence rate) kasus DBD di dalam negeri sebesar 59 per 100.000 penduduk. Angkanya naik hampir 2,2 kali lipat dibandingkan pada 2021 yang sebesar 27 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan provinsinya, Jawa Barat paling banyak diterpa DBD dengan jumlah 36.594 kasus pada 2022. Angka tersebut setara dengan 25,56% dari total kasus DBD secara nasional.
Posisinya diikuti Jawa Timur dengan 13.189 kasus DBD sepanjang tahun lalu. Kemudian, kejadian DBD di Jawa Tengah dan Sumatera Utara masing-masing sebanyak 12.476 kasus dan 8.541 kasus.
Sementara, kematian akibat DBD mencapai 1.236 kasus sepanjang tahun lalu. Jumlah itu juga melonjak 75,32% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 705 kematian.
Adapun, Kemenkes melaporkan 35.694 kasus DBD terjadi di Indonesia hingga mingggu ke-22 pada 2023. Dari jumlah itu, kasus DBD paling banyak terjadi di Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sedangkan, kematian akibat DBD sebanyak 270 kasus sepanjang tahun ini. Kasus kematian akibat DBD paling banyak terjadi di jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, dan Kalimantan Timur.
Menurut Kemenkes, lonjakan kasus DBD ini salah satunya karena fenomena El Nino. Fenomena pemanasan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur itu turut membuat nyamuk aedes aegypti menjadi lebih ganas.
Di sisi lain, curah hujan yang minim membuat genangan air tidak tergantikan. Hal itu menjadi tempat berkembang biak dari nyamuk yang menyebarkan DBD.
Atas dasar itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai kasus DBD. Salah satu langkah yang bisa dilakukan dengan menguras dan menutup tempat penampungan air agar tak tempat nyamuk berkembang biak.
Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Hal lain yang dapat dilakukan adalah menggunakan obat antinyamuk dan bergotong royong membersihkan lingkungan.
(Baca: Ada 73.518 Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia pada 2021)